Skip to main content

Makna Syahadat La Ilaha Illallah | Tingkatan Pertama: Islam | Tingkatan-tingkatan Din | Syarah Tsalatsatul Ushul

Syarh Tsalaatsatil Ushuul.

Syarah Tsalaatsatul Ushuul.
Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam.
Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim.

Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah.

Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah.

Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman.

Syarah Tsalatsatul Ushul.

Kedua.

Ma'rifatud Din.
Mengenal Dinul Islam.

Dalil syahadat adalah firman Allah Ta'ala, "Allah menyatakan bahwa tiada ilah selain Dia, dengan senantiasa menegakkan keadilan. (Juga menyatakan yang demikian itu) para Malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tiada ilah selain Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." 1) (Ali 'Imran [3]: 18). Maknanya adalah tidak ada yang berhak diibadahi selain Allah. Pernyataan "tiada ilah" menafikan segala tuhan yang disembah selain Allah, serta menetap ibadah sebagai hak Allah saja, tanpa sekutu bagi-Nya dalam ibadah kepada-Nya. Sebagaimana tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan-Nya. 2)

Syarah:

1) Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menyatakan diri, bahwa tiada ilah kecuali Dia. Pernyataan itu juga dilakukan oleh para Malaikat dan orang-orang yang berilmu. Allah juga menyatakan bahwa Dia senantiasa menegakkan keadilan. Kemudian pernyataan tersebut ditegaskan-Nya kembali dengan pernyataan, "Tiada ilah selain Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana". Ayat ini mengandung pujian yang tinggi bagi para ulama, di mana Allah menggambarkan bahwa mereka mengeluarkan pernyataan bersama Allah dan para Malaikat. Yang dimaksud dengan ulama di sini adalah mereka yang mengetahui ilmu syariat, termasuk yang paling utama di antara mereka adalah para Rasul yang mulia.

Pernyataan ini merupakan pernyataan paling agung, karena keagungan yang menyatakan maupun yang dinyatakan. Yang menyatakan adalah Allah, Malaikat, dan para ulama; sedangkan yang dinyatakan adalah penunggalan Allah dalam uluhiyah-Nya. Apalagi pernyataan ini ditegaskan dengan "Tiada ilah selain Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

2) Maksud perkataan penulis, "Maknanya" adalah makna pernyataan "tiada ilah selain Allah". Di mana makna pernyataan ini adalah "tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah". Dengan menyatakan bahwa tidak ada ilah selain Allah, berarti seseorang mengakui dengan ucapan dan hatinya bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah 'Azza wa Jalla, karena Dia adalah ilah "إله" yang dalam bahasa Arab bermakna "مألوه" (yang diibadahi).

"التألّÙ‡" artinya "التعبّد". Kalimat "لا إله إلاّ اللّÙ‡" mengandung makna penafian dan penetapan. Penafian tersebut terkandung dalam kalimat "لا إله" (Tidak ada ilah), sedangkan penetapan tersebut terkandung dalam kalimat "إلاّ اللّÙ‡" (kecuali Allah). Kata Allah adalah lafzhul jalalah yang jika ditinjau dari struktur bahasa Arab berkedudukan sebagai badal (aposisi) dari khabar la yang terhapus. Penafsirannya "لاَ Ø¥ِÙ„َÙ‡َ بِØ­َÙ‚ٍّ Ø¥ِلاَّ اللَّÙ‡" "laa ilaaha bihaqqin illallaah" (Tidak ada ilah yang haq kecuali Allah). Penafsiran khabar yang terhapus itu dengan kata "بحقّ" memperjelas jawaban terhadap pertanyaan berikut: Bagaimana bisa dikatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, padahal banyak tuhan selain Allah yang diibadahi? Bukankah Allah sendiri menyebutnya sebagai alihah (tuhan-tuhan) dan para penyembahnya juga menyebutnya tuhan? Allah 'Azza wa Jalla berfirman:

"...karena itu tiadalah bermanfaat sedikit pun kepada mereka tuhan-tuhan selain Allah yang mereka seru, di waktu adzab Rabbmu datang..." (Hud [11]: 101)

Bagaimana mungkin kita menetapkan sifat ketuhanan bagi selain Allaha wj, sedangkan para Rasul berkata kepada kaum mereka:

"...beribadahlah kepada Allah, tidak ada tuhan bagi kalian selain-Nya..." (Al-A'raf [7]: 59)

Baca selanjutnya:

Daftar Isi Buku Ini.

Daftar Buku Perpustakaan Ini.

===

Maraji'/ sumber:

Kitab: Syarh Tsalaatsatil Ushuul, Penulis Matan: Syaikhul Islam Muhammad bin 'Abdul Wahhab rahimahullah, Penulis Syarah: Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullah, Penyusun: Syaikh Fahd bin Nashir bin Ibrahim as-Sulaiman, Penerbit: Darul Tsarya, Riyadh - Kerajaan Arab Saudi, Cetakan III, Tahun 1997 M, Judul Terjemahan: Syarah Tsalaatsatul Ushuul (Mengenal Allah, Rasul dan Dinul Islam, Penjelasan Singkat Tentang Ilmu-ilmu yang Wajib Diketahui Setiap Muslim), Penerjemah: Hawin Murtadlo, Salafuddin Abu Sayyid, Editor: Muhammad Albani, Penerbit: Al-Qowam, Sukoharjo - Indonesia, Cetakan XIII, Maret 2016 M.

===

Wakaf dari Ibu Anny - Jakarta untuk Perpustakaan Baitul Kahfi Tangerang.
Semoga Allah menjaganya dan memudahkan segala urusan kebaikannya.

===

Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Popular posts from this blog