Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2016

Adabul Mufrad (187)

Al-Adab al-Mufrad Adabul Mufrad Kitab Pegawai 95. Bab: Berilah Mereka Pakaian Seperti yang Kalian Pakai 187. 'Ubadah bin al-Walid bin 'Ubadah bin ash-Shamit berkata, "Aku pergi bersama ayahku mencari 'ilmu di sebuah dusun orang Anshar, sebelum mereka meninggal. Orang yang pertama kali bertemu dengan kami adalah Abul Yasar, salah seorang Shahabat Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sedang bersama seorang budaknya. Dia memakai burdah(31) begitu juga dengan budaknya. Lalu kukatakan padanya, 'Wahai paman, kalau sekiranya engkau ambil burdah budakmu dan engkau berikan padanya muafir(32)mu atau kau ambil muafirnya dan engkau berikan padanya burdahmu, maka engkau akan punya sepasang pakaian dan dia juga.' Dia kemudian memegang kepalaku dan berkata, 'Semoga Allah memberimu barakah-Nya, wahai anak saudaraku, kedua mataku telah melihat dan kedua telingaku telah mendengar serta hatiku telah memperhatikannya, sambil menunjuk pada hatinya, bahwa Ras

Shahih Tafsir Ibnu Katsir: Al-Baqarah, Ayat 65-66

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir Shahih Tafsir Ibnu Katsir Al-Baqarah, Ayat 65-66 "Dan sesungguhnya kamu sudah mengetahui orang-orang yang melanggar di antara kamu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka, 'Jadilah kamu kera yang hina.' (QS. 2: 65) Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. 2: 66) Pelanggaran yang dilakukan orang-orang yahudi pada hari Sabtu dan diubahnya bentuk mereka menjadi kera dan babi Allah Ta'ala berfirman, "Dan sesungguhnya kalian sudah mengetahui," hai orang-orang yahudi, adzab yang telah ditimpakan kepada penduduk negeri yang mendurhakai perintah Allah dan melanggar perjanjian yang telah diambil-Nya dari mereka agar menghormati hari Sabtu, serta melaksanakan perintah yang telah disyari'atkan-Nya bagi mereka. Lalu mereka mencari-cari alasan untuk dapat menangk

Shahih Tafsir Ibnu Katsir: Al-Baqarah, Ayat 63-64

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir Shahih Tafsir Ibnu Katsir Al-Baqarah, Ayat 63-64 "Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji darimu dan Kami angkat gunung (Thursina) di atasmu (seraya berfirman): 'Peganglah dengan teguh apa yang Kami berikan kepadamu, dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya agar kamu bertakwa.' (QS. 2: 63) Kemudian kamu berpaling setelah (adanya perjanjian) itu, maka seandainya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya atasmu, niscaya kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS. 2: 64) Diambilnya Perjanjian dari Kaum yahudi, Diangkatnya Gunung Thursina atas Mereka dan Berpalingnya Mereka Sesudah itu Allah Ta'ala mengingatkan Bani Israil tentang janji mereka kepada Allah untuk senantiasa beriman hanya kepada-Nya saja, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan mengikuti Rasul-rasul-Nya. Allah Ta'ala pun mengabarkan bahwa ketika mengambil janji dari mereka. Dia mengangkat gunung di atas kepala mereka agar mereka mengakui janji ya

Shahih Tafsir Ibnu Katsir: Al-Baqarah, Ayat 62 (5)

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir Shahih Tafsir Ibnu Katsir Al-Baqarah, Ayat 62 (5) Ash-Shaabi-uun Adapun tentang Shabi-un, para ulama berbeda pendapat. Sufyan ats-Tsauri meriwayatkan dari Laits bin Abi Salim, dari Mujahid, ia mengatakan, "Shabi-un adalah suatu kaum antara kaum majusi, yahudi serta nashrani dan mereka tidak mempunyai agama." (256) Demikian yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Najih dari Mujahid. (257) Hal senada juga diriwayatkan dari 'Atha` dan Sa'id bin Jubair. Ada yang mengatakan, mereka adalah kelompok dari Ahli Kitab yang membaca Zabur. Ada pula yang mengatakan bahwa mereka adalah kaum yang menyembah Malaikat. Dan ada yang mengatakan bahwa mereka adalah kaum yang menyembah bintang-bintang. Adapun pendapat yang lebih jelas -wallaahu a'lam- adalah pendapat Mujahid dan orang-orang yang mengikutinya serta Wahb bin Munabbih, bahwa mereka adalah suatu kaum yang tidak memeluk agama yahudi, tidak juga nashrani, ataupun majusi dan t

Misteri Kematian: Yang Mengikuti Mayit ke Kuburan

Ar-Riyad an-Naadirah fii Shahiih ad-Daaril Akhirah Misteri Kematian Menguak Fenomena Kematian dan Rentetan Peristiwa Dahsyat Menjelang Kiamat Alam Kubur Yang Mengikuti Mayit ke Kuburan Diriwayatkan dari Anas ra-dhiyallaahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mayit diikuti tiga (hal), dua (di antaranya) kembali dan yang satunya menetap, mayit diikuti keluarg, harta dan amalnya, keluarga dan hartanya kembali dan amalnya menetap." (164) Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullaah menjelaskan, saat meninggal, orang diikuti oleh para pengantar, keluarganya turut mengantar ke kuburan. Begitu aneh kehidupan dunia, alangkah hina dan rendahnya dunia, engkau dikubur oleh orang yang paling engkau cintai, menjauhkan mereka dari orang-orang terkasih, andai mereka memberi bayaran agar engkau tetap berada di tengah-tengah mereka dalam wujud jasad tanpa nyawa, mereka tidak akan mau. Orang yang paling dekat dengan engkau justru yang mengubur engkau pada

Misteri Kematian: Mayit Disiksa Karena Tangisan Keluarga

Ar-Riyad an-Naadirah fii Shahiih ad-Daaril Akhirah Misteri Kematian Menguak Fenomena Kematian dan Rentetan Peristiwa Dahsyat Menjelang Kiamat Alam Kubur Mayit Disiksa Karena Tangisan Keluarga Saat 'Umar bin al-Khaththab ra-dhiyallaahu 'anhu tertikam, Shuhaib menjenguk seraya menangis, ia berkata: Duhai saudaraku! Duhai sahabatku! 'Umar berkata: Wahai Shuhaib, apa kau menangisiku sementara Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Sungguh mayit disiksa karena sebagian tangisan keluarga terhadapnya." (162) Diriwayatkan dari Umran bin Hushain ra-dhiyallaahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sungguh Allah menyiksa mayit karena teriakan keluarga terhadapnya." (163) Imam al-Bukhari rahimahullaah meriwayatkan dari hadits Nu'man bin Basyir, ia berkata: 'Abdullah bin Rawahah pingsan lalu saudarinya, Umrah, menangis, ia berkata: Duhai gunungku, duhai ini dan itu, ia menyebut-nyebut kebaika

Misteri Kematian: Bagaimana Tulang Rusuk Mayit Meringsek Sementara Saat Makamnya Dibuka Kondisi Mayit Masih Sama Seperti Saat Dikubur?

Ar-Riyad an-Naadirah fii Shahiih ad-Daaril Akhirah Misteri Kematian Menguak Fenomena Kematian dan Rentetan Peristiwa Dahsyat Menjelang Kiamat Alam Kubur Bagaimana Tulang Rusuk Mayit Meringsek Sementara Saat Makamnya Dibuka Kondisi Mayit Masih Sama Seperti Saat Dikubur? Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullaah menjawab, seperti dijelaskan sebelumnya, kubur adalah alam ghaib, tidak menutup kemungkinan kondisinya berbeda, kemudian ketika makamnya dibuka kembali Allah mengembalikan kondisi mayit tetap seperti sedia kala dan mengembalikan segala sesuatunya ke tempat semula sebagai ujian bagi manusia, sebab jika kita saksikan kondisi mayit telah berubah dengan tulang rusuk yang patah dan meringsek tidak seperti saat kita dimakamkan, tentu mempercayai hal tersebut menjadi keimanan yang nyata. === Maraji'/ Sumber: Kitab: ar-Riyad an-Naadirah fii Shahiih ad-Daaril Akhirah, Penulis: Syaikh Dr. Ahmad Musthafa Mutawalli, Ta'liq: Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir as-Sa&#

Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami: Pengantar Cetakan Kedua

Wiqayatul Insan Minal jinni wasy syaithan Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami Pengantar Cetakan Kedua Segala puji bagi Allah. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih. Wa ba'du... Setelah terbitnya buku ini dan tersebar luas dalam waktu yang relatif singkat, sejumlah pemuda Islam dan para da'i ilallah segera menghubungi penulis. Ada yang menyampaikan pujiannya dan ada pula yang meminta penjelasan di samping ada yang menyampaikan nasehatnya. Semoga Allah membalas kebaikan kepada mereka. Tetapi aku tidak merasa cukup dengan banyaknya pujian tersebut karena aku menyadari bahwa amal usaha manusia -terutama orang yang sedikit ilmunya seperti aku ini- tidak akan terbebas dari kesalahan-kesalahan. Karena itu buku ini kemudian aku kemukakan kepada sejumlah ulama, yang masing-masing dari mereka lalu berkenan mengemukakan pendapat dan nasehatnya. Nasehat-nasehat itu lalu aku ikuti dalam banyak pemasalahan. Terakhir buku ini aku sodorkan kepada

Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami: Pengantar Syaikh al-Jazairi

Wiqayatul Insan Minal jinni wasy syaithan Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami Pengantar Segala puji bagi Allah Ta'ala, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasul-Nya, Muhammad, yang diutus kepada dua jenis makhluk (manusia dan jin); semoga terlimpahkan pula kepada keluarganya yang suci dan semua Shahabatnya. Ustadz Wahid 'Abdussalam Bali telah memberikan bukunya "Melindungi manusia dari jin dan syetan" (Wiqayatul Insaan Minal jinni wasy syaithan) kepadaku di Masjid Nabawi dengan permintaan agar aku berkenan membacanya dan menyampaikan pendapatku tentang buku tersebut. Permintaan ini aku penuhi sekalipun di tengah kesibukan dan tugasku yang menumpuk. Aku telah membaca buku ini dari mukaddimah sampai dengan penutupnya. Buku ini terbebas dari kesalahan baik menyangkut pemahaman ('aqliah) ataupun periwayatan (naqliah). Isi dan sasaran penulisan buku ini sangat tepat dan memadai. Buku ini telah membantah sejumlah anggapan yang keliru dari sekelo

Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami: Daftar Isi

Wiqayatul Insan Minal jinni wasy syaithan Kesurupan jin dan Cara Pengobatannya secara Islami Daftar Isi Pengantar Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi Pengantar Cetakan Kedua Pengantar Cetakan Pertama Bab I jin: Hakekat, Bukan Khurafat Iman Kepada yang Ghaib Tidak Terlihat Bukan Berarti Tidak Ada Dari Apa jin Diciptakan? Jika jin Diciptakan dari Api, Lalu Bagaimana Orang-orang Kafir Mereka Disiksa dengan Api? Macam-macam jin Tempat Tinggal jin Apakah Jin Makan dan Minum? Syetan Punya Tanduk? Jin Bisa Melakukan Penyerupaan Bagaimana jin Melakukan Penyerupaan? Apakah Ada jin dan syetan Lelaki atau Wanita? Apakah jin Mukallaf? Aqidah jin Apakah jin Mu'min Akan Masuk Surga? Jin Takut Kepada Manusia Jin Mendengki Manusia Apakah jin Menikah dan Memiliki Keturunan? Jin Memberi Kesaksian Kepada Muadzin pada Hari Kiamat Kapan syetan Gentayangan? Sebagian Binatang Melihat syetan Syetan Memberitahukan Dimana Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam Berada Teriakan syetan pada Hari Bai'a

Sembuh dengan Satu Titik: Titik Bekam di Kepala (2)

Sembuh dengan Satu Titik Bagian Kedua Cara Membekam yang Efektif Titik Bekam di Kepala (2) 10. Pusat Keseimbangan. Berfungsi untuk pengobatan: Gangguan keseimbangan dari otak kecil. 11. Pusat Lambung. Berfungsi untuk pengobatan: Nyeri lambung, rasa tidak enak di perut bagian atas. 12. Pusat Dada. Berfungsi untuk pengobatan: Asma bronkialis, nyeri dada, berdebar-debar, dan rasa tidak nyaman pada dada. 13. Pusat Keturunan (Genetik). Berfungsi untuk pengobatan: Pendarahan haidh yang tidak normal, infeksi panggul, keputihan, dan prolap rahim. 14. Garis Dahi (Tengah-tengah Kepala Bagian Depan). Berfungsi untuk pengobatan: Gangguan mental, sakit kepala, hidung, lidah dan tenggorokan. 15. Garis Dahi 1. Berfungsi untuk pengobatan: Gangguan paru, bronkus, dan jantung. 16. Garis Dahi 2. Berfungsi untuk pengobatan: Gangguan limpa, lambung, liver, kandung empedu, pankreas. 17. Garis Dahi 3. Berfungsi untuk pengobatan: Gangguan ginjal, kandung kencing, dan genetik. 18. Garis Puncak Kepala. Berfungs

Sembuh dengan Satu Titik: Titik Bekam di Kepala

Sembuh dengan Satu Titik Bagian Kedua Cara Membekam yang Efektif Titik Bekam di Kepala Kepala tersusun oleh kulit kepala, tulang tengkorak, selaput yang menutupi permukaan otak (meningen), otak, cairan serebrospinalis, dan tentorium. Pada kulit kepala banyak terdapat pembuluh darah, sehingga saat dibekam akan banyak mengeluarkan darah. Juga sering terjadi pendarahan di dalam kulit. Area atau daerah di kepala sangat bermanfaat apabila dilakukan bekam. Untuk memudahkan menemukan titik-titik bekam, maka kepala dibagi menjadi beberapa bagian, seperti terlihat pada gambar. 1. Pusat Motorik. Merupakan daerah yang paling cepat mempengaruhi gerakan wajah, leher, badan, lengan, dan tungkai. Area ini dibagi menjadi lima bagian. a. Di 1/5 bagian atas. Berfungsi untuk pengobatan: Paralisis (kelumpuhan) anggota gerak bagian bawah (tungkai). b. Di 2/5 bagian tengah. Berfungsi untuk pengobatan: Paralisis (kelumpuhan) anggota gerak bagian atas (lengan). c. Di 1/5 bagian bawah. Berfungsi untuk pengobat

Sembuh dengan Satu Titik: Memilih Titik-titik Bekam di Punggung (2)

Sembuh dengan Satu Titik Bagian Kedua Cara Membekam yang Efektif Memilih Titik-titik Bekam di Punggung (2) Titik Limpa Terletak di atas pinggang, di bawah titik kandung empedu, di antara ujung tulang rusuk (toraks) 11-12, tepat di kanan dan kiri ruas tulang belakang. Berfungsi untuk pengobatan: > Perut kembung > Ikterik (kekuningan pada selaput kulit dan mata) > Disentri > Muntah-muntah > Edema > Glomerulonefritis (radang pada bagian ginjal) > Rasa asam dengan banyak riak Titik Lambung Terletak di atas pinggang, sejajar dengan tulang dada paling bawah (yang ada di pinggang), di antara tulang rusuk (toraks) 12-lumbal 1, tepat di kanan dan kiri ruas tulang belakang. Berfungsi untuk pengobatan: > Nyeri ulu hati > Distensi lambung (lambung terasa penuh) > Ulkus peptikum (tukak lambung) > Regurgitasi (pengeluaran kembali) isi lambung > Muntah > Spasme pilorus Titik Organ Tri Pemanas (Triple Energizer) Terletak sejajar dengan lekukan pinggang

Petunjuk Nabi Tentang Amalan Pada Malam Dan Hari Jum'at: Daftar Isi

Hadyu Nabi (shallallaahu 'alaihi wa sallam) fi Yaumil Jum'ati wal Yaltihaa min Shahihil Sunnati Petunjuk Nabi (shallallaahu 'alaihi wa sallam) Tentang Amalan Pada Malam Dan Hari Jum'at Daftar Isi Kata Pengantar Keutamaan Hari Jum'at Kecaman dan Larangan Nabi (shallallaahu 'alaihi wa sallam) Terhadap Ummatnya Untuk Meninggalkan Shalat Jum'at Adakah Kaffarah Untuk Orang yang Meninggalkan Jum'at? Alasan-alasan (Udzur) Dibolehkannya Meninggalkan Jum'at Dalil Boleh Meninggalkan Jum'at Karena Hujan Apakah Shalat Jum'at itu Wajib Bagi Wanita dan Anak-anak? Hukum Bepergian pada Hari Jum'at Musafir dan Shalat Jum'at Adab di Hari Jum'at Bolehkah Mengkhususkan Waktu Maghrib dan Isya' Malam Jum'at dengan Bacaan Tertentu? Surat Apa yang Dibaca pada Shalat Shubuh Hari Jum'at? Mandi pada Hari Jum'at dan Keterangan Hukumnya Disunnahkan Mandi Junub di Hari Jum'at Sebuah Masalah Berkenaan dengan Mandi Disunnahkan Memotong Kuku d

Petunjuk Nabi Tentang Amalan Pada Malam Dan Hari Jum'at: Kata Pengantar

Hadyu Nabi (shallallaahu 'alaihi wa sallam) fi Yaumil Jum'ati wal Yaltihaa min Shahihil Sunnati Petunjuk Nabi (shallallaahu 'alaihi wa sallam) Tentang Amalan Pada Malam Dan Hari Jum'at Kata Pengantar Innal hamda lillaah, nahmaduhu, wa nasta'iinuhu, wa nastaghfiruhu, wa na'uudzu billaahi min syuruuri anfusinaa, wa min sayyi-ati a'maalinaa, man yahdihillaahu falaa mudhilla lahu, wa man yudhlil falaa haadiya lahu, wa asyhadu an laa ilaaha illallaahu wah dahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluhu, shallallaahu 'alaihi wa shahbihi wa sallam. Amma ba'du Setelah terbitnya bukuku dengan judul "Sifat Khutbah Nabi (shallallaahu 'alaihi wa sallam)" -yang dalam jangka waktu kurang dari setahun banyak laku dan habis di pasaran, alhamdulillah- aku pikir sudah sepantasnya aku mempersembahkan buku kecil yang ada di tanganmu ini. Salah satu dari buku berseri tentang "Al-Hadyu an-Nabawi asy-Syarif" (Petunjuk Nab

Ringkasan Shahih Bukhari: Bab Berkumur dan Memasukkan Air ke Dalam Hidung Ketika Mandi Junub

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari Ringkasan Shahih Bukhari Kitaabul Ghusli 5. Kitab Mandi 7. Bab: Berkumur dan Memasukkan Air ke Dalam Hidung Ketika Mandi Junub (Haditsnya adalah hadits Maimunah (ra-dhiyallaahu 'anha) tadi) === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M. === Abu Sahla Ary Ambary Ibnu Ahmad al-Bantani Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Ringkasan Shahih Bukhari (151)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari Ringkasan Shahih Bukhari Kitaabul Ghusli 5. Kitab Mandi 6. Bab: Orang yang Memulai dengan Hilab atau Harum-haruman Ketika Mandi 151. Dari 'Aisyah (ra-dhiyallaahu 'anhuma), ia berkata, "Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam kalau mandi junub meminta sesuatu seperti hilab. Lalu beliau (shallallaahu 'alaihi wa sallam) mengambilnya dengan telapak tangan dan memulainya dengan kepala sebelah kanan, kemudian sebelah kiri, kemudian menyiram air di atas kepalanya dengan kedua tangan." === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Ce

Ringkasan Shahih Bukhari (150)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari Ringkasan Shahih Bukhari Kitaabul Ghusli 5. Kitab Mandi 5. Bab: Mandi Satu Kali 150. Dari Maimunah (ra-dhiyallaahu 'anha), ia berkata, "Aku meletakkan (dalam riwayat lain: menuangkan) air untuk mandi Nabi (shallallaahu 'alaihi wa sallam) [karena junub 1/68], [lalu aku menutupnya], maka beliau pun mulai mencuci kedua tangannya dua atau tiga kali, kemudian menyiramkan air [dengan tangan kanannya] ke tangan kirinya, lalu mencuci kemaluannya (dalam riwayat lain: kemaluannya dan bagian lainnya yang terkena kotoran). Kemudian menggosokkan tangannya dengan tanah (dalam riwayat lain: kemudian menggosokkan tangannya pada dinding 1/70, dalam riwayat lain: dengan tangan atau dinding 1/71, 72) [sebanyak dua atau tiga kali], [lalu beliau (shallallaahu 'alaihi wa sallam) membasuhnya]. Lalu berkumur, beristinsyaq, membasuh wajah dan kedua tangannya [serta membasuh kepalanya tiga kali 1/71], (dalam riwayat lain: beliau (shallallaahu &

Ringkasan Shahih Bukhari (149)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari Ringkasan Shahih Bukhari Kitaabul Ghusli 5. Kitab Mandi 4. Bab: Orang yang Menyiram Kepalanya Tiga Kali 149. Jubair bin Muth'im (ra-dhiyallaahu 'anhu) berkata, "Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Adapun aku, maka aku menyiram kepalaku tiga kali,' seraya mengisyaratkan dengan kedua tangannya." (160) === (160) Aku katakan: Hadits ini hanya sebagian. Itu tersirat dari ungkapan (Ø£َÙ…َّا Ø£َÙ†َا) (ammaa ana) "Adapun aku". Adapun bagian yang tidka disebutkan di sini, dalam riwayat Muslim (1/178) disebutkan: Dari Jubair, ia berkata, "Mereka membicarakan tentang mandi di hadapan Rasulullah (shallallaahu 'alaihi wa sallam), dan salah seorang mereka berkata, 'Adapun aku, aku mencuci kepalaku demikian-demikian.'" Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Adapun aku, ...dst." === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih al-Imam al-

Ringkasan Shahih Bukhari (148)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari Ringkasan Shahih Bukhari Kitaabul Ghusli 5. Kitab Mandi 3. Bab: Mandi dengan Air Sebanyak Satu Sha' atau Seukuran itu 148. Dari Ibnu 'Abbas (ra-dhiyallaahu 'anhuma), bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dan Maimunah (ra-dhiyallaahu 'anha) pernah mandi dari satu tempat air. Abu 'Abdillah berkata, "Ibnu Uyainah mengatakan dari Ibnu 'Abbas (ra-dhiyallaahu 'anhuma), dari Maimunah (ra-dhiyallaahu 'anha) dan yang benar adalah yang diriwayatkan Abu Nu'aim." (159) === (159) Aku katakan, "Maksudnya, bahwa riwayat dari Ibnu 'Abbas (ra-dhiyallaahu 'anhuma) yang tanpa menyebutkan Maimunah (ra-dhiyallaahu 'anha) adalah riwayat shahih. Adapun riwayat Ibnu Ayyinah yang disebutkan dari Ibnu 'Abbas, dari Maimunah, adalah riwayat yang syadz (janggal)." === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-A

Adabul Mufrad (186)

Al-Adab al-Mufrad Adabul Mufrad Kitab Pegawai 94. Bab: Qishash bagi budak 186. Abu Hurairah (ra-dhiyallaahu 'anhu) berkata, "Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Siapa yang memukul satu pukulan dengan dasar kezhaliman akan diqishash darinya di hari Kiamat.'" === Maraji'/ Sumber: Kitab: Adabul Mufrad, Penulis: Imam al-Bukhari rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Penerjemah: Muhammad Khalid Abri, Penerbit: Syiar Semesta, Surabaya - Indonesia, Cetakan I, Mei 2004 M. === Abu Sahla Ary Ambary Ibnu Ahmad al-Bantani Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Adabul Mufrad (185)

Al-Adab al-Mufrad Adabul Mufrad Kitab Pegawai 94. Bab: Qishash bagi budak 185. Abu Hurairah (ra-dhiyallaahu 'anhu) berkata, "Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang memukul satu pukulan akan diqishash (dimintai balasannya) darinya di hari Kiamat." === Maraji'/ Sumber: Kitab: Adabul Mufrad, Penulis: Imam al-Bukhari rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Penerjemah: Muhammad Khalid Abri, Penerbit: Syiar Semesta, Surabaya - Indonesia, Cetakan I, Mei 2004 M. === Abu Sahla Ary Ambary Ibnu Ahmad al-Bantani Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Adabul Mufrad (184)

Al-Adab al-Mufrad Adabul Mufrad Kitab Pegawai 94. Bab: Qishash bagi budak 184. Ummu Salamah (istri Nabi) (ra-dhiyallaahu 'anha) berkata bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam suatu kali berada di rumahnya. Beliau (shallallaahu 'alaihi wa sallam) lalu memanggil budak perempuannya. Tetapi rupanya budaknya segan mendatanginya. Maka tampaklah kemarahan di wajah beliau. Ummu Salamah lalu menggunakan hijab dan mendapatkan budak itu sedang bermain. Saat itu beliau (shallallaahu 'alaihi wa sallam) memegang siwak dan bersabda: "Kalau sekiranya bukan karena takut akan digiring di hari Kiamat, engkau akan kusakiti dengan siwak ini." * Dha'if === Maraji'/ Sumber: Kitab: Adabul Mufrad, Penulis: Imam al-Bukhari rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Penerjemah: Muhammad Khalid Abri, Penerbit: Syiar Semesta, Surabaya - Indonesia, Cetakan I, Mei 2004 M. === Abu Sahla Ary Ambary Ibnu Ahma

Adabul Mufrad (183)

Al-Adab al-Mufrad Adabul Mufrad Kitab Pegawai 94. Bab: Qishash bagi budak 183. Abu Hurairah (ra-dhiyallaahu 'anhu) berkata bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Hak-hak itu pasti akan terpenuhi bagi yang memilikinya, sampai kambing yang tidak bertanduk digiring untuk membalas kambing yang bertanduk (yang pernah menanduknya di dunia)." (30) === (30) Karena yang bertanduk pernah menanduk yang tidak bertanduk di dunia, tetapi yang tidak bertanduk tidak dapat membalasnya. === Maraji'/ Sumber: Kitab: Adabul Mufrad, Penulis: Imam al-Bukhari rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Penerjemah: Muhammad Khalid Abri, Penerbit: Syiar Semesta, Surabaya - Indonesia, Cetakan I, Mei 2004 M. === Abu Sahla Ary Ambary Ibnu Ahmad al-Bantani Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Adabul Mufrad (182)

Al-Adab al-Mufrad Adabul Mufrad Kitab Pegawai 94. Bab: Qishash bagi budak 182. Suatu kali Salman pernah keluar dari rumahnya dia melihat makanan hewannya berjatuhan dari tempat diikatnya hewan ternak. Dia lalu berkata pada budaknya, "Kalau bukan karena aku takut terhadap qishash (di Akhirat) pasti akan kupukul kau." === Maraji'/ Sumber: Kitab: Adabul Mufrad, Penulis: Imam al-Bukhari rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Penerjemah: Muhammad Khalid Abri, Penerbit: Syiar Semesta, Surabaya - Indonesia, Cetakan I, Mei 2004 M. === Abu Sahla Ary Ambary Ibnu Ahmad al-Bantani Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Adabul Mufrad (181)

Al-Adab al-Mufrad Adabul Mufrad Kitab Pegawai 94. Bab: Qishash (29) bagi budak 181. 'Ammar bin Yasir berkata, "Tidak seorang pun yang memukul budak, dimana dia berbuat zhalim padanya, kecuali dia di hari Kiamat nanti akan digiring karenanya." === (29) Qishash adalah hukuman yang ditimpakan pada seseorang karena kezhalimannya pada orang lain. Hukuman ini semisal dengan perbuatannya tadi. === Maraji'/ Sumber: Kitab: Adabul Mufrad, Penulis: Imam al-Bukhari rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Penerjemah: Muhammad Khalid Abri, Penerbit: Syiar Semesta, Surabaya - Indonesia, Cetakan I, Mei 2004 M. === Abu Sahla Ary Ambary Ibnu Ahmad al-Bantani Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Shahih Tafsir Ibnu Katsir: Al-Baqarah, Ayat 62 (4)

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir Shahih Tafsir Ibnu Katsir Al-Baqarah, Ayat 62 (4) Beberapa Bentuk Latar Belakang Penyebutan Nama 'nashara' (nashrani) Ketika 'Isa 'alaihis salaam diutus, diwajibkan kepada Bani Israil untuk mengikutinya serta tunduk (patuh) kepadanya. Para sahabat dan pemeluk agama yang dibawa oleh Nabi 'Isa ('alaihis salaam) disebut nashara. Disebut nashara karena di antara mereka terjalin sikap saling tolong-menolong. Mereka juga disebut Anshar, sebagaimana 'Isa 'alaihis salaam mengatakan, "'Siapakah yang akan menjadi anshari (penolong-penolongku) untuk (menegakkan agama) Allah?' Para hawariyyun (sahabat-sahabat setia) menjawab, 'Kamilah anshar (penolong-penolong) agama Allah." (QS. Ali 'Imran: 52) Ada pula yang mengatakan, "Disebut demikian karena mereka mendiami satu daerah yang bernama nashirah." Pendapat ini diungkapkan oleh Qatadah dan Ibnu Juraij, serta diriwayatkan dari

Shahih Tafsir Ibnu Katsir: Al-Baqarah, Ayat 62 (3)

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir Shahih Tafsir Ibnu Katsir Al-Baqarah, Ayat 62 (3) Beberapa Bentuk Latar Belakang Penyebutan Nama 'yahudi' Kata yahudi (الْÙŠَÙ‡ُÙˆْدُ)(al-yahuudu) berasal dari kata (الْÙ‡َÙˆَادَØ©ُ)(al-hawaadatu) yang berarti kasih sayang, atau (التَّÙˆَÙ‡ُّدُ)(at-tawahhudu) yang berarti taubat. Sebagaimana ucapan Musa 'alaihis salaam, (Ø¥ِÙ†َّاهُدْÙ†َا Ø¥ِÙ„َÙŠْÙƒَ) "Sesungguhnya kami kembali kepada-Mu." (QS. Al-A'raaf: 156) artinya "Kami bertaubat." Kemungkinan mereka disebut demikian pada awalnya karena taubat mereka dan kecintaan mereka kepada sebagian lainnya. Dikatakan pula bahwa dinamakan yahudi karena hubungan silsilah mereka dengan Yahuda, putera paling tua dari Nabi Ya'qub ('alaihis salaam). Abu 'Amr bin al-'Ala` mengatakan, "Disebut yahudi karena mereka yatahawwaduuna, yaitu bergerak-gerak ketika membaca Taurat." === Maraji'/ sumber: Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Ta

Shahih Tafsir Ibnu Katsir: Al-Baqarah, Ayat 62 (2)

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir Shahih Tafsir Ibnu Katsir Al-Baqarah, Ayat 62 (2) Definisi Mukmin 'Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas (ra-dhiyallaahu 'anhuma), tentang firman-Nya, "Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang yahudi, orang-orang nashrani, dan orang-orang shabi-in, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari Akhir..." dan ayat seterusnya, (254) -ia mengatakan,- Setelah itu Allah pun menurunkan ayat: "Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan di Akhirat kelak ia termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Ali 'Imran: 85) Apa yang dikatakan oleh Ibnu 'Abbas ini merupakan pemberitahuan bahwa Allah tidak akan menerima suatu jalan atau amalan dari seseorang kecuali sesuai dengan syari'at Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam setelah beliau diutus dengan membawa syari'at yang

Anda dan Harta: Sebab-sebab Terjaganya Harta dan Bertambahnya Harta: Berbuat dengan yang Halal (8)

Anta wa Maala Anda dan Harta Sebab-sebab Terjaganya Harta dan Bertambahnya Harta 8. Berbuat dengan yang Halal (8) G. Memperbanyak Shadaqah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Wahai para penjual, sesungguhnya jual beli dihinggapi oleh ucapan kosong dan sumpah palsu, maka campurlah dengan shadaqah." (1) Rasulullah (shallallaahu 'alaihi wa sallam) menjelaskan bahwa seorang penjual kadangkala berbicara kosong dalam jual beli, kadang bersumpah palsu atau memperbanyak sumpah walaupun benar. Oleh karena itu beliau (shallallaahu 'alaihi wa sallam) memerintahkan untuk mencampurnya dengan shadaqah, karena shadaqah melebur kesalahan sebagaimana air memadamkan api. Jika ia mengikuti perintah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan memperbanyak shadaqah, maka Allah akan menggantinya dengan rezeki yang berlipat ganda dari apa yang ia dermakan. === (1) Shahih Sunan Abi Dawud: 2845. === Maraji'/ Sumber: Kitab: Anta wal maala,

Anda dan Harta: Sebab-sebab Terjaganya Harta dan Bertambahnya Harta: Berbuat dengan yang Halal (7)

Anta wa Maala Anda dan Harta Sebab-sebab Terjaganya Harta dan Bertambahnya Harta 8. Berbuat dengan yang Halal (7) F. Murah Hati dalam Bisnis dan Jual Beli Islam menganjurkan untuk murah hati dalam berinteraksi antar manusia. Orang yang murah hati akan dicintai di sisi Allah. Ini lebih berharga dari harta dunia seluruhnya. Murah hati adalah kemudahan dan kebaikan. Dia merupakan bagian dari iman. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Iman adalah kesabaran dan kemurahan hati." (1) Ketika seseorang adalah penjual atau pelaku bisnis, maka hendaknya ia murah hati ketika menjual dan toleran ketika membeli. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya Allah menyukai sikap murah hati dalam menjual, membeli dan membayar." (2) Sikap murah hati dalam jual beli adalah kemurahan dan kebaikan di dalamnya. Sedang sikap murah hati dalam membayar adalah kemurahan dan kebaikan dalam menuntut haknya, termasuk ketika menagih hutang dari orang

Anda dan Harta: Sebab-sebab Terjaganya Harta dan Bertambahnya Harta: Berbuat dengan yang Halal (6)

Anta wa Maala Anda dan Harta Sebab-sebab Terjaganya Harta dan Bertambahnya Harta 8. Berbuat dengan yang Halal (6) E. Jujur dalam Jual Beli Sesungguhnya kejujuran adalah faktor penting bagi kesuksesan kerja, terlebih dalam jual beli. Kejujuran akan mendatangkan langganan bagi seorang penjual, yang berarti bertambahnya keuntungan dan, lebih lagi, keberkahan dari Allah. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Penjual dan pembeli memiliki kebebasan sebelum mereka berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya mendapatkan berkah. Jika keduanya bohong dan menutup-nutupi, maka dihapus keberkahan bagi keduanya." (1) === (1) HR. Al-Bukhari, kitab al-Buyu. === Maraji'/ Sumber: Kitab: Anta wal maala, Penulis: Syaikh Adnan ath-Tharsyah, Penerbit: Maktabah Wahbah - Kairo, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun. Judul terjemah: Anda dan harta, Penerjemah: Taufik Damas Lc, Editor: H. Abdurrahman Kasdi Lc, Penerbit: Pustaka al-Kau

Misteri Kematian: Bagaimana Kubur Diluaskan untuk si Mayit Sementara Ia Berada di Tempat yang Sempit?

Ar-Riyad an-Naadirah fii Shahiih ad-Daaril Akhirah Misteri Kematian Menguak Fenomena Kematian dan Rentetan Peristiwa Dahsyat Menjelang Kiamat Alam Kubur Bagaimana Kubur Diluaskan untuk si Mayit Sementara Ia Berada di Tempat yang Sempit? Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullaah menjawab, alam ghaib tidak bisa disamakan dengan alam nyata. Bahkan seandainya seseorang menggali kubur sejauh mata memandang kemudian mayit dikubur di tempat tersebut lalu ditutupi tanah, orang yang tidak tahu kubur tersebut tahu atau tidak kalau kuburan itu digali sejauh mata memandang? Jelas ia tidak tahu. Dunia nyata saja seperti itu, meski demikian yang bersangkutan tidak tahu seluas apa kuburan tersebut digali, dan hanya diketahui oleh orang-orang yang menyaksikan saja. === Maraji'/ Sumber: Kitab: ar-Riyad an-Naadirah fii Shahiih ad-Daaril Akhirah, Penulis: Syaikh Dr. Ahmad Musthafa Mutawalli, Ta'liq: Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-

Misteri Kematian: Menyaksikan dan Mendengar Siksa Kubur

Ar-Riyad an-Naadirah fii Shahiih ad-Daaril Akhirah Misteri Kematian Menguak Fenomena Kematian dan Rentetan Peristiwa Dahsyat Menjelang Kiamat Alam Kubur Menyaksikan dan Mendengar Siksa Kubur Ahlul ilmi dari kalangan Salaf dan lainnya berpendapat, melihat siksa dan nikmat kubur dimungkinkan bisa, sebagian dari hal tersebut pernah terjadi di masa Nabi (shallallaahu 'alaihi wa sallam). Allah memperlihatkan apapun yang Dia kehendaki untuk siapapun yang Dia kehendaki. Imam Ibnu Qayyim rahimahullaah menyampaikan, ketika Allah berkehendak untuk memperlihatkan siksa atau nikmat kubur pada sebagian hamba, Allah pasti memperlihatkannya pada hamba yan Dia kehendaki sementara yang lain tidka bisa melihat. Melihat siksa kubur sama seperti melihat Malaikat dan jin yang kadang terjadi dan dialami oleh orang yang dikehendaki Allah melihat hal-hal semacam ini. (159) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah menjelaskan, banyak orang yang melihat hal tersebut bahkan mereka bisa mendengar suara oran

Misteri Kematian: Mereka yang Mengingkari Adzab Kubur dan Syubhat-syubhat Mereka (3)

Ar-Riyad an-Naadirah fii Shahiih ad-Daaril Akhirah Misteri Kematian Menguak Fenomena Kematian dan Rentetan Peristiwa Dahsyat Menjelang Kiamat Alam Kubur Mereka yang Mengingkari Adzab Kubur dan Syubhat-syubhat Mereka (3) Syubhat ketiga: dalil akal tentang orang yang disalib yang menurut mereka tidak disiksa setelah disalib. Jika mereka berhujjah seperti itu, tanggapan kami: kalian lihat orang mati di atas kasur, kalian sama sekali tidak melihat kalau ia dipukul, kalian sama sekali tidak mendengar celaan yang dialamatkan pada si mayit saat mati, ini semua terjadi dan dialami orang-orang kafir dan orang-orang zhalim seperti yang Allah sampaikan: "Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zhalm berada dalam tekanan sakaratul maut, sedang para Malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): 'Keluarkanlah nyawamu,' di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan." (QS. Al-An'am: 93) Imam-imam tafsir menyatakan, sedang para M

Sembuh dengan Satu Titik: Memilih Titik-titik Bekam di Punggung

Sembuh dengan Satu Titik Bagian Kedua Cara Membekam yang Efektif Memilih Titik-titik Bekam di Punggung Titik-titik yang terdapat di sepanjang punggung merupakan titik dimana chi organ terpancar ke permukaan tubuh bagian belakang. Letak titiknya sesuai dengan ketinggian letak organ bersangkutan. Yaitu di bagian belakang tubuh, tepat di samping kiri dan kanan ruas tulang belakang. Cara membekam: Tabung gelas diletakkan tepat di samping kiri dan kanan ruas tulang belakang, bersinggungan dengan ruas tulang belakang yang sesuai dengan titik. Beberapa titik khusus yang ada di punggung antara lain: 1. Titik paru-paru 2. Titik perikardium (selaput jantung) 3. Titik jantung 4. Titik liver (hati) 5. Titik kandung empedu 6. Titik limpa 7. Titik lambung 8. Titik organ tri pemanas (triple energizer) 9. Titik ginjal 10. Titik usus besar 11. Titik usus kecil 12. Titik kandung kemih Titik Paru-paru Terletak di antara tulang belikat kanan dan kiri, sejajar dengan 1/3 bagian atas tulang belik

Sembuh dengan Satu Titik: Titik Central Pole

Sembuh dengan Satu Titik Bagian Kedua Cara Membekam yang Efektif Memilih Titik-titik Bekam di Dada dan Perut Titik Central Pole Dinamakan juga dengan titik kutub tengah. Merupakan titik pancaran kandung kencing. Terletak di atas tulang kemaluan, 4-6 cm di bawah pusar. Berfungsi untuk pengobatan: > Impotensi > Nefritis (radang nefron ginjal) > Paralisis sfingter vesika (gangguan berkemih) > Lekorea (keputihan) > Haidh tidak teratur > Emisi seminalis > Inkontinensia urin (bahasa jawa: anyang-anyangen) > Nyeri perut bawah > Pendarahan rahim > Prolapsus rahim (pergeseran rahim ke bawah) > Sistisis (radang kandung kemih) > Endometrioisis (kelainan endometrium rahim) > Nyeri dan gatal pada alat kelamin > Eneuresis (ngompol) > Polakisuria (sering kencing) === Maraji'/ sumber: Buku: Sembuh dengan Satu Titik, Penulis: dr. Wadda' A. Umar, Editor: Effendy Abu Ahmad, Penerbit: Al-Qowam, Solo - Indonesia, Cetakan

Sembuh dengan Satu Titik: Titik Stone Door

Sembuh dengan Satu Titik Bagian Kedua Cara Membekam yang Efektif Memilih Titik-titik Bekam di Dada dan Perut Titik Stone Door Disebut juga titik pintu batu. Merupakan titik pancaran dari organ pemanas (tri energizer). Terletak 2-4 cm di bawah pusar. Berfungsi untuk pengobatan: > Enuresis (ngompol) > Lekorea (keputihan) > Hernia (ketedun) > Retensi urin (tidak bisa kemih) > Edema (bengkak pada tubuh) > Pendarahan rahim > Nyeri seluruh perut > Pendarahan pasca melahirkan === Maraji'/ sumber: Buku: Sembuh dengan Satu Titik, Penulis: dr. Wadda' A. Umar, Editor: Effendy Abu Ahmad, Penerbit: Al-Qowam, Solo - Indonesia, Cetakan XIV, Nopember 2012 M/ Muharram 1434 H. Abu Sahla Ary Ambary Ibnu Ahmad al-Bantani Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Shahih Tafsir Ibnu Katsir: Al-Baqarah, Ayat 62

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir Shahih Tafsir Ibnu Katsir Al-Baqarah, Ayat 62 "Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang yahudi, orang-orang nashrani dan orang-orang shabi'in, siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal shalih, mereka akan menerima pahala dari Rabb mereka, tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS. 2: 62) Balasan Terhadap Orang yang Beriman Setelah Allah Ta'ala menjelaskan keadaan orang-orang yang menyelisihi perintah-Nya, melanggar larangan-Nya, melakukan hal-hal yang tidak diizinkan dan telah diharamkan-Nya, serta menjelaskan hukuman yang ditimpakan kepada mereka, selanjutnya Dia mengingatkan bahwa siapa yang berbuat baik dan mentaati-Nya dari ummat-ummat terdahulu, maka ia akan mendapatkan pahala kebaikan. Hal itu terus berlanjut hingga hari Kiamat. Setiap orang yang mengikuti Rasul, Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam ya

Shahih Tafsir Ibnu Katsir: Al-Baqarah, Ayat 61 (3)

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir Shahih Tafsir Ibnu Katsir Al-Baqarah, Ayat 61 (3) Definisi Sombong Dalam hadits yang telah disepakati keshahihannya disebutkan bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda, "Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan (meremehkan) orang lain." (252) Imam Ahmad telah meriwayatkan dari 'Abdullah, yakni Ibnu Mas'ud ra-dhiyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Manusia yang adzabnya paling keras pada hari Kiamat adalah orang yang dibunuh oleh Nabi atau membunuh Nabi, imam yang sesat dan pembuat patung." (253) "Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas." Ayat ini merupakan alasan lain mengapa mereka selalu dibalas seperti itu, yaitu karena mereka senantiasa berbuat maksiat dan melampaui batas. Maksiat adalah melakukan berbagai larangan, sedang melampaui batas adalah melanggar ketentuan

Shahih Tafsir Ibnu Katsir: Al-Baqarah, Ayat 61 (2)

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir Shahih Tafsir Ibnu Katsir Al-Baqarah, Ayat 61 (2) Ditimpakannya Kehinaan dan Kerendahan Atas Orang-orang yahudi Allah Ta'ala berfirman, "Lalu ditimpakan kepada mereka nista dan kehinaan." Maksudnya, nista dan kehinaan itu ditimpakan dan ditetapkan atas mereka baik secara syar'i maupun takdir Allah. (*) Artinya, mereka akan terus-menerus dan senantiasa dihinakan. Setiap orang yang menjumpai mereka akan memandang mereka sebagai orang yang hina dan rendah. Dengan demikian itu, mereka benar-benar menghinakan diri sendiri. Sedangkan al-Hasan al-Bashri mengatakan, "Allah telah menghinakan mereka, maka mereka tidak mempunyai kekuatan, dan menjadikan mereka berada di bawah kekuasaan kaum muslimin. Dan ummat ini sempat menyaksikan orang-orang majusi memungut jizyah dari mereka." (247) Abul 'Aliyah, ar-Rabi' bin Anas, dan as-Suddi mengatakan, "(الْÙ…َسْÙƒَÙ†َØ©ٌ) (al-maskanatun) bermakna ke

Ringkasan Shahih Bukhari (147)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari Ringkasan Shahih Bukhari Kitaabul Ghusli 5. Kitab Mandi 3. Bab: Mandi dengan Air Sebanyak Satu Sha' atau Seukuran itu 147. Dari Abu Ja'far, bahwa ia sedang berada di rumah Jabir bin 'Abdullah -dan ayahnya- yang saat itu ada juga beberapa orang lainnya. Mereka bertanya kepadanya tentang mandi. Ia berkata, "Cukup satu sha' untukmu." Seorang laki-laki berkata, "Itu tidak cukup untukku." Jabir berkata, "Itu cukup bagi orang yang rambutnya lebih banyak dan lebih baik dari kamu." Kemudian ia mengimami kami dengan mengenakan satu baju. (Darinya melalui jalur lain disebutkan: Ia mengatakan bahwa, "Jabir berkata kepadanya, 'Telah datang kepadaku sepupumu -maksudnya adalah al-Hasan bin Muhammad bin al-Hanafiyah- ia berkata, 'Bagaimana cara mandi junub?' Aku katakan, 'Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam mengambil tiga telapak dan menyiram kepalanya, kemudian membasahi seluruh tubu

Ringkasan Shahih Bukhari (146)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari Ringkasan Shahih Bukhari Kitaabul Ghusli 5. Kitab Mandi 3. Bab: Mandi dengan Air Sebanyak Satu Sha' atau Seukuran itu 146. Dari Abu Salamah (ra-dhiyallaahu 'anhu), ia berkata, "Aku bersama saudara laki-laki 'Aisyah datang ke rumah 'Aisyah, lalu saudaranya itu bertanya kepadanya tentang mandinya Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, maka 'Aisyah minta dibawakan tempat air yang dapat menampung (54.(158) dalam suatu riwayat mu'allaq (tergantung): sekitar) satu sha', lalu ia mandi dan menyiram kepalanya. Saat itu ada hijab antara kami dan dia. === (158) Al-Hafizh tidak mentakhrijnya. Namun Imam Ahmad telah menyebutkannya secara bersambung (6/143), demikian juga Imam Muslim (1/176). === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemah

Ringkasan Shahih Bukhari (145)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari Ringkasan Shahih Bukhari Kitaabul Ghusli 5. Kitab Mandi 2. Bab: Mandinya Suami Bersama Istrinya 145. Dari 'Aisyah (ra-dhiyallaahu 'anhu), ia berkata, "Aku pernah mandi bersama Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dalam satu bak mandi, [saat itu kamu junub 1/78] yang terbuat dari tembaga yang biasa disebut faraq, [di situ tangan kami saling bergantian 1/70] (dalam riwayat lain: kami sama-sama menciduk darinya 1/72) (157) (dalam riwayat lain: Tempat mandi itu telah disediakan untukku dan untuk Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, lalu kami masuk bersama ke dalamnya. 8/154) === (157) Aku katakan: Ibnu Khuzaimah menambahkan redaksi hadits tersebut dalam kitan shahihnya (nomor 251 cetakan Beirut) dari jalur lain darinya dengan sanad jayyid, "Aisyah berkata, 'Beliau (shallallaahu 'alaihi wa sallam) memulainya dengan menuangkan air pada kedua tangannya sebelum memasukkannya ke dalam air.'" ===

Ringkasan Shahih Bukhari (144)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari Ringkasan Shahih Bukhari Kitaabul Ghusli 5. Kitab Mandi Allah Sub-haanahu wa Ta'aala berfirman, "Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu, Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur." {QS. Al-Maa`idah (5): 6} Dalam ayat lainnya Allah juga berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk,  sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub,