Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2016

Beberapa Hukum dalam Berkurban dan Penetapan Syariatnya | Keutamaan 10 Dzulhijah

فضل عشر ذي الحجة. Syaikh 'Abdulloh bin 'Abdurrohman Al-Jibrin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al-'Utsaimin. Keutamaan 10 Dzulhijah. Keutamaan Hari-hari yang Sepuluh pada Bulan Dzulhijah. Pokok bahasan di dalam berkurban adalah bahwa berkurban itu disyariatkan untuk orang-orang yang masih hidup, seperti yang dilakukan Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya (rodhiyallohu 'anhum). Mereka berkurban untuk diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Adapun tentang persangkaan beberapa orang awam yakni mengkhususkan niat dalam berkurban untuk orang-orang mati, maka perbuatan itu tidak ada dasarnya. Berkurban untuk orang-orang mati dibagi menjadi tiga macam: 1. Seseorang berkurban untuk mereka dengan mengikutkan kepada orang yang masih hidup. Misalnya seseorang yang berkurban untuk dirinya sendiri dan keluarganya dengan niat untuk orang yang masih hidup dan orang yang mati. Dalil dari berkurban macam ini adalah berkurbannya Nabi shollallohu 'alaihi wa sal

Beberapa Hukum dalam Berkurban dan Penetapan Syariatnya | Keutamaan 10 Dzulhijah

فضل عشر ذي الحجة. Syaikh 'Abdulloh bin 'Abdurrohman Al-Jibrin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al-'Utsaimin. Keutamaan 10 Dzulhijah. Keutamaan Hari-hari yang Sepuluh pada Bulan Dzulhijah. Pokok bahasan di dalam berkurban adalah bahwa berkurban itu disyariatkan untuk orang-orang yang masih hidup, seperti yang dilakukan Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya (rodhiyallohu 'anhum). Mereka berkurban untuk diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Adapun tentang persangkaan beberapa orang awam yakni mengkhususkan niat dalam berkurban untuk orang-orang mati, maka perbuatan itu tidak ada dasarnya. Berkurban untuk orang-orang mati dibagi menjadi tiga macam: 1. Seseorang berkurban untuk mereka dengan mengikutkan kepada orang yang masih hidup. Misalnya seseorang yang berkurban untuk dirinya sendiri dan keluarganya dengan niat untuk orang yang masih hidup dan orang yang mati. Dalil dari berkurban macam ini adalah berkurbannya Nabi shollallohu 'alaihi wa sal

Ringkasan Shahih Bukhari (185)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabut Tayammumi. Kitab Tayamum. 5. Bab: Tayamum adalah Mengusap Wajah dan Kedua Telapak Tangan. 185. Dari Ammar, berkata, "Tanah yang bersih {suci} adalah sarana untuk bersuci bagi setiap muslim, yang mencukupinya sebagai pengganti air." (Haditsnya adalah kisah Ammar bersama Umar (radhiyallaahu 'anhuma), yang telah disebutkan tadi). Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam

Ringkasan Shahih Bukhari (184)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabut Tayammumi. Kitab Tayamum. 4. Bab: Apakah Orang yang Bertayamum Meniup Debu di Telapak Tangannya? 184. Dari Abdurrahman bin Abza, berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Umar bin Khaththab dan berkata, 'Aku junub tapi tidak menemukan air.' Lalu Ammar bin Yasir berkata kepada Umar bin Khaththab, 'Masih ingatkah engkau, ketika kita dalam suatu perjalanan (dalam riwayat lain: dalam suatu peperangan, lalu kita junub 1/ 88), akui dan engkau. Saat itu engkau tidak shalat, sementara aku bersuci dengan debu lalu aku shalat. Kemudian aku ceritakan hal itu kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, lalu Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam berkata, 'Sebenarnya cukup bagimu [wajah dan dua telapak tangan], seperti ini,' seraya Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam menepukkan kedua telapak tangannya di tanah, lalu meniupnya (da

Ringkasan Shahih Bukhari (183)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabut Tayammumi. Kitab Tayamum. 3. Bab: Bertayamum dalam Keadaan Mukim (Tidak Bepergian) Jika Tidak Mendapatkan Air dan Khawatir Kehabisan Waktu Shalat. 90. (198) Demikian yang diungkapkan Atha`. 91. (199) Al Hasan berkata tentang orang sakit yang mempunyai air tapi tidak ada orang yang dapat membantunya untuk wudhu, maka ia boleh bertayamum. 92. (200) Ketika Ibnu Umar (radhiyallaahu 'anhuma) kembali dari kebunnya di Juruf (201), datanglah waktu shalat Ashar (saat itu ia berada di tempat Marbid Al Ghanam) (202), maka ia pun mengerjakan shalat. Kemudian ia masuk Madinah, sementara matahari masih tinggi, namun ia tidak mengulangi shalatnya. 183. Dari Umair, maula (budak yang dimerdekakan) Ibnu Abbas berkata: Aku datang bersama Abdullah bin Yasar, maula Maimunah, istri Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam. Ketika kami menemui Abu Juhaim bin Al Harits bin Ash-Shimmah

Bab Jika Tidak Menemukan Air dan Debu | Ringkasan Shahih Bukhari

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabut Tayammumi. Kitab Tayamum. 2. Bab: Jika Tidak Menemukan Air dan Debu. (Haditsnya adalah hadits 'Aisyah (radhiyallaahu 'anhuma), yang disebutkan sebelumnya melalui jalur lain). Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M. === Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani Sent from my BlackBerry® powe

Dengan apa kita menyambut waktu-waktu yang baik itu | Keutamaan 10 Dzulhijah

فضل عشر ذي الحجة. Syaikh 'Abdulloh bin 'Abdurrohman Al-Jibrin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al-'Utsaimin. Keutamaan 10 Dzulhijah. Keutamaan Hari-hari yang Sepuluh pada Bulan Dzulhijah. Dengan apa kita menyambut waktu-waktu yang baik itu. 1. Sudah selayaknya seorang muslim menyambut waktu-waktu yang baik secara umum dengan taubat yang tulus dan sungguh-sungguh, dengan melepaskan diri dari berbagai macam perbuatan dosa dan segala macam kemaksiatan, karena dosa-dosa itu akan menghalangi seseorang dari karunia Robbnya serta merintangi hatinya dari Sang Majikannya. 2. Menyambut waktu-waktu yang baik secara umum juga dengan kemauan hati yang tulus dan usaha yang sungguh-sungguh untuk meraihnya dengan berbagai cara yang diridhoi Alloh 'Azza wa Jalla. Barangsiapa yang membenarkan Alloh, maka Alloh akan membenarkannya. "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) Kami, benar-benar Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami." Maka wahai saudaraku sesama mus

Ringkasan Shahih Bukhari (182)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabut Tayammumi. Kitab Tayamum. 1. Bab: Firman Allah 'Azza wa Jalla, "Jika kamu tidak menemukan air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik {bersih}. Sapulah mukamu dan kedua tanganmu dengan tanah itu." {QS. Al Maa`idah (5): 6} 182. Dari Jabir bin Abdullah (radhiyallaahu 'anhu), bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Aku telah diberikan lima perkara yang belum pernah diberikan kepada seorang pun [di antara para Nabi 1/ 113] sebelumku: Aku ditolong (dimenangkan) dengan ditanamkannya rasa takut pada diri musuh sejauh perjalanan satu bulan, dijadikan bumi bagiku sebagai masjid dan mensucikan (untuk tayamum). Siapapun di antara umatku yang masuk waktu shalat, maka hendaklah ia shalat {di mana saja}. Selain itu telah dihalalkan harta rampasan perang bagiku, yang mana sebelumku tidak dihalalkan bagi seorang pun, dan ak

Ringkasan Shahih Bukhari (181)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabut Tayammumi. Kitab Tayamum. 1. Bab: Firman Allah 'Azza wa Jalla, "Jika kamu tidak menemukan air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik {bersih}. Sapulah mukamu dan kedua tanganmu dengan tanah itu." {QS. Al Maa`idah (5): 6} 181. Dari 'Aisyah (radhiyallaahu 'anhuma) istri Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, berkata, "Kami pernah ikut bersama Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pada salah satu perjalanannya. Ketika kami sampai di Baida` atau Dzatul Jaisy [saat kami memasuki Madinah, 5/ 187], tiba-tiba aku kehilangan kalung, [maka Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam menghentikan untanya dan turun]. Kemudian Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam berkenan mencarinya, dan orang-orang pun ikut berhenti. Saat itu mereka tidak berada di tempat yang ada airnya [dan mereka pun tidak membawa air. 4/ 195] [Kemudian beliau m

Perkara yang Disunnahkan untuk Dikerjakan pada Hari-hari tersebut | Keutamaan 10 Dzulhijah

فضل عشر ذي الحجة. Syaikh 'Abdulloh bin 'Abdurrohman Al-Jibrin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al-'Utsaimin. Keutamaan 10 Dzulhijah. Keutamaan Hari-hari yang Sepuluh pada Bulan Dzulhijah. Perkara yang Disunnahkan untuk Dikerjakan pada Hari-hari tersebut. 1. Sholat. Disunnahkan untuk bersegera dalam melaksanakan hal-hal yang fardhu (wajib) dan memperbanyak amalan-amalan sunnah, karena itu adalah sebaik-baik cara untuk mendekatkan diri kepada Alloh. Telah diriwayatkan dari Tsauban rodhiyallohu 'anhu, ia berkata, "Saya mendengar Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Hendaklah kamu memperbanyak sujud untuk Alloh. Karena kamu tidak bersujud kepada Alloh sebanyak satu kali sujud kecuali Alloh akan mengangkatmu satu derajat dan Alloh akan menghapuskan darimu satu kesalahan.'" (HR. Muslim) Ketetapan ini berlaku umum, untuk segala waktu. 2. Puasa. Karena ia termasuk dalam amalan-amalan sholih. Telah diriwayatkan dari Hunaidah bin Kholid dari istrin

Ringkasan Shahih Bukhari (180)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 30. Bab: Shalat atas Wanita yang Meninggal dalam Keadaan Nifas dan Sunnahnya. 180. Dari Samurah bin Jundub (radhiyallaahu 'anhu), bahwa seorang wanita (dalam riwayat lain: "Aku shalat di belakang Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam ketika menshalati seorang wanita 2/ 91) yang meninggal karena melahirkan (dalam riwayat lain: dalam keadaan nifas). Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam lalu menshalatinya, dan beliau berdiri [atasnya] di tengah-tengah mayatnya." Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari

Bab Jika Wanita yang Mengalami Istihadhah Melihat Tanda Suci | Ringkasan Shahih Bukhari

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 29. Bab: Jika Wanita yang Mengalami Istihadhah Melihat Tanda Suci. 89. (197) Ibnu Abbas (radhiyallaahu 'anhuma) berkata, "Hendaknya ia mandi dan mengerjakan shalat walaupun {sucinya} hanya sesaat, dan bagi suaminya boleh menggaulinya jika ia telah shalat, namun shalat itu lebih utama." Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Catatan kaki: 197. Ad-Darimi (1/ 203) telah menyebutkan secara bersambung dengan sanad shahih darinya seperti itu, tanpa menyebutkan tentang "menggauli". Akan tetapi ia mengeluarkan bagian tersebut (1/ 207) dengan sanad dha'if darinya. Diriwayatkan juga oleh Abdurrazaq dan Ibnu Abi Syaibah sebelumnya. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin

Ringkasan Shahih Bukhari (179)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 28. Bab: Wanita Mengalami Haid Setelah Thawaf Ifadhah. 179. Dari Thawus, dari Ibnu Abbas (radhiyallaahu 'anhuma), ia berkata, "Telah diberi rukhshah (keringanan) bagi wanita yang sedang haid untuk kembali (meninggalkan Mina) apabila mengalami haid." (Dalam riwayat lain: ketika thawaf ifadhah 2/ 195). [Ia berkata:] (196) Pada mulanya Ibnu Umar (radhiyallaahu 'anhuma) mengatakan, bahwa wanita tersebut tidak boleh meninggalkan Mina. Namun [kemudian] aku mendengarkannya mengatakan, "Wanita tersebut boleh meninggalkan Mina, karena Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam memberikan pengecualian bagi mereka." Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Catatan kaki: 196. Yakni Thawus. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Sha

Ringkasan Shahih Bukhari (178)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 27. Bab: Darah (Penyakit) Istihadhah. 178. Dari 'Aisyah (radhiyallaahu 'anhuma), istri Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, bahwa Ummu Habibah mengalami istihadhah selama tujuh tahun, lalu ia bertanya kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam tentang hal tersebut. Lalu beliau menyuruhnya mandi. Beliau berkata, "Itu adalah darah penyakit." Lalu Ummu Habibah mandi setiap kali akan mengerjakan shalat. Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Dr

Ringkasan Shahih Bukhari (177)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 26. Bab: Cairan Kuning dan Coklat selain dalam Masa Haid. 177. Dari Ummu Athiyah, ia berkata, "Kami dahulu tidak menganggap apa-apa darah yang kekuning-kuningan atau coklat (sesudah masa suci)." Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M. === Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad N

Bab Jika Wanita Mengalami Tiga Kali Haid dalam Sebulan dan Apa yang Dibolehkan bagi Wanita Waktu Haid atau Hamil serta Apa yang Mungkin Dikerjakan pada Masa Haid | Ringkasan Shahih Bukhari

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 25. Bab: Jika Wanita Mengalami Tiga Kali Haid dalam Sebulan dan Apa yang Dibolehkan bagi Wanita Waktu Haid atau Hamil serta Apa yang Mungkin Dikerjakan pada Masa Haid. Berdasarkan firman Allah, "Dan tidak halal bagi mereka untuk menyembunyikan apa yang Allah ciptakan di dalam rahim mereka." {QS. Al Baqarah (2): 228} 83, 84. (191) Diceritakan dari Ali dan Syuraih, "Jika seorang wanita bisa membuktikan dengan kesaksian keluarganya yang diridhai agamanya, bahwa ia mengalami haid tiga kali dalam sebulan, maka ia bisa dipercaya." 85. (192) Atha` berkata, "Masa sucinya adalah seperti biasanya." 86. (193) Demikian juga yang dikatakan Ibrahim. 87. (194) Atha` berkata, "Haid berlangsung dalam satu hari sampai lima belas hari." 88. (195) Mu'tamir berkata, dari ayahnya, "Aku bertanya kepada Ibnu Sirin tent

Ringkasan Shahih Bukhari (176)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 24. Bab: Wanita Haid Menghadiri Shalat Dua Hari Raya dan Dakwah Kaum Muslimin, namun Mereka Menjauhi Tempat Pelaksanaan Shalat. 176. Dari Hafshah [binti Sirin 2/ 9], ia berkata, "Kami pernah melarang para gadis kami untuk keluar mengikuti shalat dua hari raya. Lalu datanglah seorang wanita yang kemudian singgah di bangunan bani Khalaf, [aku menghampirinya], ia menceritakan tentang saudarinya -yang mana suami saudarinya itu pernah ikut berperang bersama Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam sebanyak dua belas kali [peperangan], 'Saudariku ikut bersamanya {suaminya} sebanyak enam kali peperangan.'- Selanjutnya ia berkata, 'Kami mengobati orang-orang yang terluka dan mengurus yang sakit. Saudariku bertanya kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, "Apakah boleh seseorang di antara kami {kaum wanita} tidak keluar ruma

Bab Mengenakan Pakaian Khusus untuk Haid | Ringkasan Shahih Bukhari

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 23. Bab: Mengenakan Pakaian Khusus untuk Haid. (Haditsnya adalah hadits Ummu Salamah (radhiyallaahu 'anha) tersebut). Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M. === Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Bab Tidur Bersama Wanita Haid yang Mengenakan Pakaiannya | Ringkasan Shahih Bukhari

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 22. Bab: Tidur Bersama Wanita Haid yang Mengenakan Pakaiannya. (Haditsnya adalah hadits Ummu Salamah (radhiyallaahu 'anha), yang telah disebutkan pada nomor 169). Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M. === Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani Sent from my BlackBerr

Ringkasan Shahih Bukhari (175)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 21. Bab: Wanita Haid Tidak Perlu Mengqadha' Shalat yang Ditinggalkannya Karena Haid. 63-64. (190) Jabir dan Abu Sa'id (radhiyallaahu 'anhuma) berkata, dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, "{Wanita haid harus} meninggalkan shalat." 175. Dari Mu'adzah, bahwa seorang wanita berkata kepada 'Aisyah (radhiyallaahu 'anhuma), "Apa cukup seseorang di antara kita mengerjakan shalat hanya pada waktu suci?" 'Aisyah menjawab, "Apakah engkau seorang haruriyah? Kami mengalami haid di masa Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, namun beliau tidak memerintahkan itu kepada kami." Atau ia berkata, "Kami tidak melakukannya." Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Catatan Kaki: 190. 64-65. Hadits Jabi

Sepuluh Hari di Bulan Dzulhijah | Keutamaan 10 Dzulhijah

فضل عشر ذي الحجة. Syaikh 'Abdulloh bin 'Abdurrohman Al-Jibrin, Syaikh Muhammad bin Sholih Al-'Utsaimin. Keutamaan 10 Dzulhijah. Keutamaan Hari-hari yang Sepuluh pada Bulan Dzulhijah. Segala puji bagi Alloh Robb sekalian alam. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada pemimpin sekalian Rosul. Amma ba'd: Sesungguhnya termasuk sebagian karunia Alloh dan anugerah-Nya adalah Dia menjadikan untuk hamba-Nya yang sholih waktu-waktu tertentu dimana hamba-hamba tersebut dapat memperbanyak 'amal sholihnya. Di antara waktu-waktu ini adalah: Sepuluh hari di bulan Dzulhijah. Keutamaannya telah tertera di dalam Al-Quran dan As-Sunnah, di antaranya: 1. Alloh Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Demi fajar dan malam yang sepuluh." (QS. Al-Fajr [89]: 1, 2) Ibnu Katsir berkata bahwa yang dimaksud di sini adalah sepuluh hari di bulan Dzulhijah seperti yang dikatakan Ibnu 'Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid dan yang lainnya. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori. 2. Dari Ibnu 'Abbas

Bab Awal dan Akhir Masa Haid | Ringkasan Shahih Bukhari

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 20. Bab: Awal dan Akhir Masa Haid. 81. (187) Beberapa wanita memberikan bungkusan kapas yang terdapat noda kekuning-kuningan. 'Aisyah (radhiyallaahu 'anhuma) berkata, "Janganlah kalian terburu-buru sebelum kalian melihat cairan putih." Maksudnya, jangan terburu-buru menduga bahwa haid telah habis. 82. (188) Diceritakan kepada putri Zaid bin Tsabit, bahwa ada beberapa wanita yang menggunakan lampu di malam hari untuk mengetahui kesucian {dari haid}. Lalu ia berkata, "Tidak selayaknya para wanita melakukan perbuatan itu." Ia pun mencela mereka. (189) (Haditsnya adalah sebagian dari hadits binti Abi Hubaisy yang telah disebutkan, yaitu hadits nomor 137). Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Catatan kaki: 187. Malik dalam kitab Al

Bab Bagaimana Wanita Haid Melaksanakan Ihram Haji dan Umrah? | Ringkasan Shahih Bukhari

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 19. Bab: Bagaimana Wanita Haid Melaksanakan Ihram Haji dan Umrah? (Haditsnya adalah sebagian dari hadits 'Aisyah (radhiyallaahu 'anhuma), yang telah disebutkan sebelumnya). Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M. === Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani Sent from

Bab Hal yang Kejadiannya Sempurna dan Tidak Sempurna | Ringkasan Shahih Bukhari

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 18. Bab: Hal yang Kejadiannya Sempurna dan Tidak Sempurna. (Haditsnya adalah hadits Anas (radhiyallaahu 'anhu), yang akan disebutkan pada kitab ke 82 bab 1). Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M. === Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani Sent from my BlackBerry® po

Ringkasan Shahih Bukhari (174)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 17. Bab: Mengurai Rambut Ketika Mandi (Bersuci) dari Haid. 174. Dari 'Aisyah (radhiyallaahu 'anhuma), ia berkata, "Kami keluar memenuhi seruan pada bulan Dzulhijjah, (dalam riwayat lain: selama lima malam terakhir bulan Dzulhijjah 4/ 7) [Kami mengira bahwa itu adalah pelaksanaan haji 2/ 151]. [Lalu kami berihram untuk umrah, kemudian Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam berkata kepada kami, 'Barang siapa memiliki hadyu {hewan sembelihan}, maka hendaklah ia berihram untuk haji sekaligus umrah, kemudian tidak melepaskan ihramnya sampai selesai dari keduanya, 5/ 124]. [Lalu kami berhenti di Sarif. Ketika itu Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam keluar menuju para sahabatnya, 2/ 150] dan berkata, 'Siapa [di antara kalian yang tidak memiliki hadyu lalu] ia ingin berihram untuk umrah, maka hendaklah ia berihram

Yang Dimakruhkan dalam Penyembelihan | Berkurban Cara Nabi

Talkhishu Kitabi Ahkamil 'Udhhiyah wadz Dzakat. Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah. Berkurban Cara Nabi (shallallaahu 'alaihi wa sallam). Pasal Kesepuluh. Yang Dimakruhkan dalam Penyembelihan. 1. Alatnya tumpul dan tidak tajam. Ada yang mengatakan malah haram, dan pendapat yang terakhir inilah yang shahih. 2. Mengasah/ menajamkan pisau atau golok dengan dilihat oleh binatang yang akan disembelih. 3. Penyembelihan disaksikan oleh binatang lain. 4. Melakukan hal-hal yang menyakitinya setelah disembelih, seperti mematahkan lehernya, atau memotong salah satu anggota badannya padahal ia belum mati. Ada yang berpendapat, perbuatan ini malah haram, dan inilah pendapat yang shahih. Sampai di sini, selesailah ringkasan penulis terhadap kitab Ahkamul 'Udhhiyah wadz Dzakat. Penulis memohon kepada Allah Ta'ala, semoga tulisan ini dan kitab aslinya bermanfaat. Ringkasan ini rampung pada waktu Ashar hari Rabu, tanggal 13 Dzulhijjah 1400 H. A

Bab Menyisir Rambut Ketika Mandi Setelah Haid | Ringkasan Shahih Bukhari

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 16. Bab Menyisir Rambut Ketika Mandi Setelah Haid. (Haditsnya adalah bagian dari hadits 'Aisyah (radhiyallaahu 'anhuma), yang akan disebutkan setelahnya). Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M. === Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani Sent from my BlackBerry® p

Bab Mandi (Bersuci) dari Haid | Ringkasan Shahih Bukhari

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 15. Bab: Mandi (Bersuci) dari Haid. (Haditsnya adalah hadits 'Aisyah (radhiyallaahu 'anhuma) yang telah disebutkan). Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M. === Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Ringkasan Shahih Bukhari (173)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 14. Bab: Wanita Menggosok Badannya Saat Mandi Bersuci dari Haid dan Cara Ia Mandi serta Mengambil Kapas atau Kain yang Diberi Wewangian untuk Membersihkan Bekas Darah. 173. Dari 'Aisyah (radhiyallaahu 'anhuma), bahwa seorang wanita [dari golongan Anshar] bertanya kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam tentang cara mandi suci dari haid. Lalu beliau menyuruhnya mandi, beliau berkata, "Ambillah kain yang telah diberi wewangian, lalu bersucilah dengannya [(tiga kali)." Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam merasa malu, maka beliau pun memalingkan wajahnya. Atau mungkin beliau berkata, "Wudhulah dengan itu."] Wanita itu bertanya lagi, "Bagaimana aku bersuci dengannya?" Beliau berkata, "Subhanallah, bersucilah." ['Aisyah berkata, "Aku mengerti apa yang dimaksud oleh

Ringkasan Shahih Bukhari (172)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 13. Bab: Wanita Menggunakan Wewangian Ketika Mandi Suci dari Haid. 172. Dari Ummu Athiyah (dari jalur Muhammad bin Sirin, ia berkata: Seorang anak Ummu Athiyah radhiyallaahu 'anha meninggal dunia. Pada hari ketiganya, ia meminta wewangian berwarna kekuning-kuningan, kemudian ia mengusapkannya ke tubuhnya, 2/ 78). Ia berkata, "Kami dilarang (dalam riwayat lain: 62. (182) Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam melarang 6/ 187) untuk berkabung (dalam riwayat lain: Tidak halal bagi wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk berkabung) terhadap mayat lebih dari tiga hari, kecuali terhadap mayat suami, yaitu selama empat bulan sepuluh hari, dengan tidak bercelak, tidak memakai wewangian (dalam riwayat lain: tidak menyentuh wewangian, kecuali jika telah dekat masa sucinya dan apabila ia telah bersuci) dan tidak mengenakan pakaian

Ringkasan Shahih Bukhari (171)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 12. Bab: Bolehkah Seorang Wanita Mengerjakan Shalat dengan Mengenakan Pakaian yang Pernah Dipakainya Ketika Haid? 171. Dari 'Aisyah (radhiyallaahu 'anhuma), ia berkata, "Tidaklah salah seorang di antara kami kecuali memiliki satu kain dipakai saat haid. Apabila kain tersebut terkena sedikit darah, maka dibasahi dengan ludahnya lalu digosok dengan kukunya." Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, A

Ringkasan Shahih Bukhari (170)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 11. Bab: I'tikaf bagi Wanita yang Mengalami Istihadhah. 170. Dari 'Aisyah (radhiyallaahu 'anhuma), "Salah seorang istri Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf bersama beliau, padahal wanita itu mengalami istihadhah. Ia melihat adanya darah [dan yang berwarna kuning]. Mungkin ia meletakkan tempat di bawahnya untuk menampung darah, [sedangkan ia mengerjakan shalat]." Ikrimah menyebutkan, bahwa ketika 'Aisyah melihat air yang kuning, ia berkata, "Ini seperti yang pernah si fulanah alami." Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa ke

Ringkasan Shahih Bukhari (169)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 10. Bab: Mencuci Darah Haid. 169. Dari 'Aisyah (radhiyallaahu 'anhuma), ia berkata, "Biasanya ketika seseorang dari kami {kaum wanita} haid, maka ia menggosok darah dari pakaiannya setelah suci dari haid. Kemudian mencuci dan membilasnya (181), lalu ia pun mengerjakan shalat dengan pakaian itu." Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === (181) Yakni mencuci bagian lainnya yang tidak terkena darah. Dalam riwayat Ibnu Khuzaimah (276) disebutkan, "Kemudian menggosoknya dengan sedikit air dan membasahi seluruhnya {yang tidak terkena darah}, lalu shalat dengan pakaian tersebut." Sanadnya hasan. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterang

Ringkasan Shahih Bukhari (168)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 10. Bab: Mencuci Darah Haid. 168. Dari Asma' binti Abu Bakar (radhiyallaahu 'anha), bahwa ia berkata, "Ada seorang wanita yang bertanya kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam. Wanita itu berkata, 'Wahai Rasulullah, bagaimana caranya bila pakaian salah seorang di antara kami {kaum wanita} terkena darah haid, apa yang harus ia lakukan?' Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam menjawab, 'Jika pakaian salah seorang di antara kalian terkena darah haid, maka hendaklah ia menggosoknya kemudian membersihkannya dengan air. Setelah itu ia boleh mengerjakan shalat dengan pakaian itu.'" (Dalam riwayat lain: "Kemudian ia menggosoknya dengan air dan memercikkannya. Lalu ia boleh mengerjakan shalat dengan pakaian itu." 1/ 63) Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini.

Bab Istihadhah | Ringkasan Shahih Bukhari

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 9. Bab: Istihadhah. (180) (Haditsnya adalah hadits Fathimah binti Abi Hubaisy yang telah disebutkan, yaitu hadits nomor 137). Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === (180) Istihadhah ialah keluarnya darah yang terus menerus pada seorang wanita tanpa henti sama sekali, atau berhenti hanya sebentar, sehari atau dua hari saja dalam sebulan. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - In

Bab Wanita Haid Melaksanakan Seluruh Manasik Haji kecuali Thawaf di Baitullah (Ka'bah) | Ringkasan Shahih Bukhari

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 8. Bab: Bab Wanita Haid Melaksanakan Seluruh Manasik Haji kecuali Thawaf di Baitullah (Ka'bah). 78. (173) Ibrahim berkata, "Tidak mengapa wanita haid membawa ayat Al Qur`an. 79. (174) Ibnu Abbas (radhiyallaahu 'anhuma) berpendapat, bahwa tidak mengapa orang junub membaca Al Qur`an. 57. (175) Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam senantiasa berdzikir kepada Allah dalam setiap kondisi. 58. (176) Ummu Athiyah berkata, "Kami {kaum wanita} diperintahkan untuk sama-sama bertakbir {dalam hari raya} sebagaimana takbirnya kaum laki-laki dan berdoa'." 59. (177) Ibnu Abbas berkata, "Abu Sufyan memberitahukan kepadaku bahwa Heraklius telah mendapat surat dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, lalu dia membacanya. Isi surat tersebut, 'Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hai ahli ki

Adab Menyembelih | Berkurban Cara Nabi

Talkhishu Kitabi Ahkamil 'Udhhiyah wadz Dzakat. Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah. Berkurban Cara Nabi (shallallaahu 'alaihi wa sallam). Pasal Kesembilan. Adab Menyembelih. Berikut ini adalah etika dan adab-adab menyembelih, serta bukan menjadi syarat bagi keabsahannya: 1. Binatang yang akan disembelih dihadapkan ke arah kiblat saat penyembelihan. 2. Berbuat ihsan terhadap binatang yang disembelih, yaitu dengan menggunakan alat yang tajam yang diiriskan pada tempat yang akan dipotong dengan kuat dan cepat. Ada yang mengatakan, ini adalah adab yang wajib, karena lahiriah hadits Nabi (shallallaahu 'alaihi wa sallam): "Sesungguhnya Allah menetapkan ihsan pada segala sesuatu. Maka jika kamu membunuh, lakukanlah dengan cara terbaik (ihsan), jika kamu menyembelih binatang, sembelihlah dengan cara terbaik (ihsan), tajamkanlah pisaunya dan senangkanlah dia (hewan yang disembelihnya)." (Diriwayatkan oleh Muslim) Dan inilah pendapat yang rajih. 3. Te

Daftar Isi | Fiqih Sunnah Wanita

Fiqhus Sunnah Lin Nisa' wa Ma Yajibu an Ta'rifahu Kullu Muslimatin min Ahkam. Syaikh Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim. Fiqih Sunnah Wanita. Daftar Isi. Pengantar Penerbit. Muqaddimah Abu Abdillah Mustafa bin al-'Adawi. Muqaddimah Abu Abdillah Ahmad bin al-'Isawi. Muqaddimah Abu Umair bin Arafat al-Mishri al-Atsari. Muqaddimah Penulis. Kitab Thaharah. Hukum Air Sebagai Alat Bersuci. Jenis-jenis Air. Beberapa Hal yang Berkaitan dengan Hukum Air. Macam-macam Najis dan Dalilnya. Bersuci dari Najis. Sunnah-sunnah Fitrah. Adab Buang Hajat. Wudhu. Mandi (Al-Ghusl). Tayammum. Haidh dan Nifas. Kitab Shalat. Pengertian dan Kedudukan Shalat. Hukum Meninggalkan Shalat. Shalat yang Diwajibkan. Waktu-waktu Shalat. Adzan. Syarat Sah Shalat untuk Wanita. Bagaimana Engkau Shalat Seperti Shalatnya Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam? Rukun-rukun Shalat. Kewajiban-kewajiban Shalat. Sunnah-sunnah Shalat. Beberapa Perkara yang Dibolehkan Ketika Shalat. Larangan-larangan dalam Shalat.

Bab Wanita Haid Meninggalkan Puasa | Ringkasan Shahih Bukhari

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 7. Bab: Wanita Haid Meninggalkan Puasa. (Haditsnya adalah hadits Abu Sa'id Al Khudri (radhiyallaahu 'anhu), yang akan disebutkan pada kitab ke 24 bab 44). Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M. === Abu Sahla Ary Ambary bin Ahmad Awamy bin Muhammad Noor al-Bantani Sent from my BlackBerry® p

Ringkasan Shahih Bukhari (167)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 6. Bab: Bercumbu dengan Wanita Haid. 167. Dari Maimunah (radhiyallaahu 'anha), ia berkata, "Apabila Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam hendak bercumbu dengan salah seorang istrinya yang sedang haid, beliau menyuruhnya mengenakan kain." Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit, tanpa keterangan cetakan, tanpa keterangan tahun, Judul Terjemahan: Ringkasan Shahih Bukhari Jilid 1, Penerjemah: Asep Saefullah FM, M.A., Drs. Kamaluddin Sa'adiyatulharamain, Editor: Abu Rania, Abu Fahmi Huaidi, Fajar Inayati, Penerbit: Pustaka Azzam, Jakarta - Indonesia, Cetakan keenam, Nopember 2013 M. ==

Ringkasan Shahih Bukhari (166)

Mukhtashar Shahih al-Imam al-Bukhari. Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullah. Ringkasan Shahih Bukhari. Kitaabul Haidh. 6. Kitab Haid. 6. Bab: Bercumbu dengan Wanita Haid. 166. Dari 'Aisyah (radhiyallaahu 'anhuma), ia berkata, "Biasanya salah seorang di antara kami (istri-istri Nabi) jika dalam keadaan haid lalu Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bermaksud bercumbu dengannya, maka beliau memerintahkan istrinya tersebut untuk memakai kain sesaat setelah keluar haid, kemudian beliau bercumbu dengannya." 'Aisyah berkata, "Siapakah di antara kalian yang dapat mengendalikan nafsunya sebagaimana Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam sanggup mengendalikannya?" Baca selanjutnya: Kembali ke Daftar Isi Buku ini. Kembali ke Daftar Buku Perpustakaan ini. === Maraji'/ sumber: Kitab: Mukhtashar Shahih Al Imam Al Bukhari, Penulis: Imam Muhammad Nashiruddin Al Albani rahimahullaah, tanpa keterangan penerbit,