Skip to main content

Shahih Tafsir Ibnu Katsir: Al-Baqarah, Ayat 42-43

Al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir

Shahih Tafsir Ibnu Katsir

Al-Baqarah, Ayat 42-43

Dan janganlah kamu campur-adukkan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui (QS. 2: 42) Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'. (QS. 2: 43)

Larangan Mencampur-adukkan Kebenaran dan Menyembunyikannya

Allah Sub-haanahu wa Ta'aala dengan firman-Nya ini melarang orang-orang yahudi untuk sengaja mencampuradukkan kebenaran dan kebathilan, serta tindakan mereka menyembunyikan kebenaran dan menampakkan kebathilan. Dia berfirman: "Dan janganlah kamu campuradukkan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui."

Dia melarang merreka dari dua hal secara bersamaan serta memerintahkan mereka untuk menampakkan dan menjelaskan kebenaran. Oleh karena itu adh-Dhahhak meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas (ra-dhiyallaahu 'anhuma), dia mengatakan: "'Dan janganlah kamu campuradukkan yang haq dengan yang bathil,' artinya janganlah kalian mencampuradukkan yang haq dengan yang bathil serta kebohongan dengan kebenaran." (179)

Dan Qatadah mengatakan: "'Dan janganlah kamu campuradukkan yang haq dengan yang bathil,' artinya janganlah kalian mencampuradukkan antara ajaran yahudi dan nashrani dengan ajaran Islam. 'Sedang kamu mengetahui,' yakni mengetahui bahwa agama Allah adalah Islam, sedang ajaran yahudi dan nashrani adalah bid'ah, bukan ajaran dari Allah." (180)

Hal yang sama diriwayatkan dari al-Hasan al-Bashri. (181)

Firman Allah Sub-haanahu wa Ta'aala: "Dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengetahui," Muhammad bin Ishaq meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas (ra-dhiyallaahu 'anhuma): "Artinya, janganlah kalian menyembunyikan pengetahuan yang kalian miliki tentang kebenaran Rasul-Ku dan apa yang dibawanya, sedangkan kalian mendapatinya tertulis dalam Kitab-kitab yang berada di tangan kalian." (182)

(Aku (Ibnu Katsir) katakan:) Bisa juga ayat tersebut bermakna: Dan kalian mengetahui bahwa tindakan kalian menyembunyikan pengetahuan tersebut sangat membahayakan manusia, yaitu tersesatnya mereka dari petunjuk hingga menjerumuskan mereka ke dalam Neraka, jika mereka benar-benar mengikuti kebathilan yang kalian perlihatkan kepada mereka. Kebathilan yang kalian campuradukkan dengan kebenaran bertujuan agar kalian dapat dengan mudah menyebarluaskannya di tengah-tengah mereka. Lawan dari penjelasan dan keterangan adalah al-kitmaan (penyembunyian) dan pencampuradukkan antara yang haq dan yang bathil.

Firman-Nya: "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'."

Tentang firman Allah kepada ahli Kitab: "Dan dirikanlah shalat," Muqatil mengatakan: "Artinya, Allah 'Azza wa Jalla memerintahkan kepada mereka untuk mengerjakan shalat bersama Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam. Dan firman-Nya: "Dan tunaikanlah zakat," artinya Allah 'Azza wa Jalla memerintahkan mereka untuk membayar zakat dan menyerahkannya kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam. Dan firman-Nya: "Dan ruku'lah bersama orang-orang ruku'," artinya, Allah memerintahkan mereka untuk ruku' bersama orang-orang yang ruku' dari ummat Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam. Maksudnya, Dia berfirman: "Ikutlah bersama mereka dan menjadi bagian dari mereka." (183)

Firman Allah Sub-haanahu wa Ta'aala: "Dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'." Artinya, bergabunglah bersama kaum mukminin dalam amal kebaikan mereka, dan di antara amal kebaikan yang paling khusus dan sempurna adalah shalat. Banyak di antara ulama yang menjadikan ayat ini sebagai dalil wajibnya shalat berjama'ah.

===

(179) Tafsiir ath-Thabari (1/569).

(180) Ibnu Abi Hatim (1/147).

(181) Ibnu Abi Hatim (1/147).

(182) Ibnu Abi Hatim (1/147).

(183) Al-Kasyaf (1/133).

===

Maraji'/ sumber:
Kitab: al-Mishbaahul Muniiru fii Tahdziibi Tafsiiri Ibnu Katsiir, Penyusun: Tim Ahli Tafsir di bawah pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Penerbit: Daarus Salaam lin Nasyr wat Tauzi', Riyadh - Kerajaan Saudi Arabia, Cetakan terbaru yang telah direvisi dan disempurnakan, April 2000 M/ Muharram 1421 H, Judul terjemahan: Shahih Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1, Penerjemah: Abu Ihsan al-Atsari, Edit Isi: Abu Ahsan Sirojuddin Hasan Bashri Lc, Penerbit: Pustaka Ibnu Katsir, Jakarta - Indonesia, Cetakan Keempat Belas, Jumadal Awwal 1436 H/ Maret 2015 M.

===

BAJA RINGAN TERBAIK
Anda membutuhkan baja ringan terbaik? Kami siap membantu Anda. Layanan GRATIS konsultasi, estimasi biaya, dan survei lokasi.
http://www.bajaringantangerang.com

===

Abu Sahla Ary Ambary Ibnu Ahmad al-Bantani
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

Popular posts from this blog