Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2015

Catatan kedua atas buku Dialog dengan jin Muslim (5)

Bab ketiga Catatan atas buku Dialog dengan jin Muslim Catatan kedua (5) Kemudian dia (jin Muslim sahabat Muhammad Isa Dawud) melanjutkan: Yang keempat, namanya Maswath, spesialis dalam menciptakan kebohongan-kebohongan besar maupun kecil. Bahkan kejahatan yang dia dan anak-anaknya lakukan sampai pada tingkat dia memperlihatkan diri dalam bentuk seorang yang duduk dalam suatu pertemuan yang diselenggarakan oleh manusia, lalu menyebarkan kebohongan yang pada gilirannya disebarkan pula oleh manusia. Saya katakan: Satu nama lagi yang ia buat, yang tidak ada keterangannya dari Allah dan Rasul-Nya. Bersambung... === Maroji'/ Sumber: Buku: Alam jin menurut al-Qur-an dan as-Sunnah, bantahan terhadap buku Dialog dengan jin Muslim, Penulis: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullaah, Penyusun: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullaah, Penerbit: Darul Qolam, Jakarta - Indonesia, Cetakan kedua, Tahun 1425 H/ 2004 M. === Layanan gratis estimasi biaya

Surah al-Fatihah

Surah al-Fatihah Allah berfirman, "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai hari Pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai (yahudi), dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (nashrani)." (Qur-an Surah al-Fatihah: ayat 1-7) Syaikh Nashiruddin as-Sa'di berkata dalam kitab Tafsirnya (1),

Kisah dajjal dan turunnya Nabi 'Isa 'alaihis salam untuk membunuhnya (38)

Kronologi kisah al-masih ad-dajjal dan turunnya 'Isa 'alaihis salam, serta terbunuhnya dajjal oleh 'Isa 'alaihis salam berdasarkan riwayat Abu Umamah radhiyallaahu 'anhu dengan tambahan riwayat yang shahih dari shahabat lain radhiyallaahu 'anhum. 38) Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: [Ketika mereka sedang mempersiapkan peperangan dan mengatur barisan; tiba-tiba shalat didirikan] (103) [shalat Shubuh], [merekaa memasuki waktu Shubuh bersama 'Isa bin Maryam] (104), [kemudian ia memimpin shalat mereka. Ketika ia bangun dari ruku'nya, ia membaca "Sami'allaahu Liman Hamidahu, Qatalallaahu al-masiiha ad-dajjaala wa dhahara al-Muslimuuna (semoga Allah mendengar orang-orang yang memuji-Nya, dan semoga Allah membunuh dajjal dan semoga kaum Muslimin menang)." Ketika 'Isa sudah selesai shalat, ia berkata: "Bukalah pintu." Kemudian pintu dibuka. Tiba-tiba di belakang pintu ada dajjal yang disertaai oleh tujuh pul

Benarkah bid'ah itu memiliki lima hukum? (3)

Benarkah bid'ah itu memiliki lima hukum? (3) Alasan mereka dengan perkataan 'Umar bin al-Khaththab radhiyallaahu 'anhu... Kalau ada yang berkata: Bukankah 'Umar bin al-Khaththab radhiyallaahu 'anhu telah menyebutkan bid'ah dalam konteks pujian dan suatu hal yang baik, yakni ketika beliau radhiyallaahu 'anhu melihat para Shahabat radhiyallaahu 'anhum shalat Tarawih secara berjama'ah, beliau radhiyallaahu 'anhu berkata: "Sebaik-baik bid'ah adalah hal ini." Ahlus Sunnah menjawab dengan dua jawaban: Jawaban kedua:

Benarkah bid'ah itu memiliki lima hukum? (2)

Benarkah bid'ah itu memiliki lima hukum? (2) Alasan mereka dengan perkataan 'Umar bin al-Khaththab radhiyallaahu 'anhu... Kalau ada yang berkata: Bukankah 'Umar bin al-Khaththab radhiyallaahu 'anhu telah menyebutkan bid'ah dalam konteks pujian dan suatu hal yang baik, yakni ketika beliau radhiyallaahu 'anhu melihat para Shahabat radhiyallaahu 'anhum shalat Tarawih secara berjama'ah, beliau radhiyallaahu 'anhu berkata: "Sebaik-baik bid'ah adalah hal ini." (127) Ahlus Sunnah menjawab dengan dua jawaban: Jawaban pertama:

Lakukan 'amal yang berpahala ganda: Rutin shalat dhuha.

Hal-hal yang menyebabkan panjang umur Lakukan 'amal yang berpahala ganda 1. Shalat e. Rutin shalat dhuha. Manusia memiliki 360 persendian. Untuk itu, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mendorong ummatnya untuk menunaikan shadaqahnya setiap hari sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah atas nikmat yang senantiasa mereka rasakan: Ibnu 'Abbas radhiyallaahu 'anhuma meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Anak Adam memiliki 360 persendian. Setiap persendian mempunyai shadaqah yang harus ditunaikan. Kalimat thayyibah yang diucapkan oleh seseorang adalah shadaqah, memberikan sesuatu kepada saudaranya adalah shadaqah, meminum air dari hasil jerih payah sendiri adalah shadaqah, menghilangkan duri dari jalanan adalah shadaqah." (55)

Catatan kedua atas buku Dialog dengan jin Muslim (4)

Bab ketiga Catatan atas buku Dialog dengan jin Muslim Catatan kedua (4) Kemudian dia (jin Muslim sahabat Muhammad Isa Dawud) melanjutkan: Yang ketiga, namanya A'war. Dia dan seluruh penghuni kerajaannya adalah spesialis-spesialis dalam urusan mempermudah terjadinya perzinahan. Anak-anaknya menjadikan indah bagian bawah tubuh kaum wanita ketika mereka keluar dari rumah, khususnya kaum wanita masa kini, betul-betul sangat menggembirakan iblis di kerajaannya yang sangat besar. Segala soal yang menyangkut dekadensi moral dan perzinahan berurusan dengan kantor besar mereka. Saya berkata: Memang kita tidak mengingkari bahwa Iblis mempunyai kerajaan dan dibagi-bagi, ada yang menggoda ini dan ada pula yang menggoda itu dan salah satunya adalah tentang perzinahan. Yang kita ingkari adalah pemberian nama-nama tersebut, yaitu pemberian nama tsabar, dasim dan a'war serta memohon perlindungan dari mereka itu. Amalan seperti itu tidak ada dalilnya dan ini perlu dipertanyakan kembal

Catatan kedua atas buku Dialog dengan jin Muslim (3)

Bab ketiga Catatan atas buku Dialog dengan jin Muslim Catatan kedua (3) Kemudian jin Muslim itu melanjutkan: Yang kedua, namanya, sejalan dengan yang diucapkan jin Muslim, adalah dasim. Syaithan inilah yang selalu berusaha dengan sekuat tenaganya untuk mencerai-beraikan ikatan perkawinan. Mengobarkan rasa benci satu sama lain di kalangan suami isteri, sehingga terjadi perceraian. Dia adalah anak kesayangan iblis di seantero kerajaannya yang sangat besar. Untuk menghadapinya, hendaknya engkau mengucapkan: A'uudzu billaahi minasy syaithaani dasimir rajiimi wa jundihi wa abnaa-ihi Aku berlindung kepada Allah dari gangguan syaithan dasim yang terkutuk serta pengikut-pengikutnya dan anak-anaknya. Saya katakan: Satu lagi bid'ah (perkara baru dalam agama) yang diajarkan olehnya, padahal Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak pernah mengajarkan yang demikian. Kalau memang hal itu penting, tentu tidak akan ditinggalkan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi

Lakukan 'amal yang berpahala ganda: Penuhi adab shalat Jum'at

Hal-hal yang menyebabkan panjang umur Lakukan 'amal yang berpahala ganda 1. Shalat d. Penuhi adab shalat Jum'at. Terdapat sejumlah adab shalat Jum'at yang harus kita pelajari dalam rangka memuliakan hri Jum'at, dimana Allah dan Rasul-Nya telah menjelaskan kemuliaannya. Kami hanya menjelaskan sejumlah adab yang terkait dengan pembahasan kita saat ini, tentang bagaimana memanjangkan umur. Kami menekankan pada lima adab yang telah disebutkan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Aus bin Aus ats-Tsaqafi radhiyallaahu 'anhu, ia pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa yang menggauli isterinya (ghassala) lalu ia mandi, berangkat di awal waktu dan mendapatkan awal khutbah, berjalan dan tidak berkendaraan, dekat dengan imam, mendengarkannya, dan tidak melakukan perbuatan sia-sia, maka setiap satu langkah (dihitung) sama dengan amal puasa dan shalat selama setahun."

Benarkah bid'ah itu memiliki lima hukum?

Benarkah bid'ah itu memiliki lima hukum? Bila mereka mengatakan bahwasanya bid'ah itu memiliki lima macam hukum: Ada kalanya wajib, adakalanya mandub (sunnat), adakalanya mubah (boleh), adakalanya makruh, dan adakalanya juga haram. Maka tidak boleh untuk menghukumi langsung perayaan maulidan sebagai bid'ah yang terlarang... Ahlus Sunnah balik bertanya: Baiklah sementara kita terima saja pembagian sesat ini, namun pertanyaannya adalah: Perayaan maulidan masuk ke dalam bagian yang mana? Kemudian apa dalilnya saudara memasukkan ke dalam bagian tersebut dan mengapa demikian? Bila saudara menjawab bahwa perayaan maulidan ini masuk ke dalam bagian yang pertama, yakni bid'ah yang wajib (?!), maka berarti berdosa hukumnya untuk kita tinggalkan. Itu berrarti bahwa para 'ulama Salaf dari para Shahabat radhiyallaahu 'anhum, Tabi'in, dan Tabi'ut Tabi'in dan para 'ulama yang mengikuti mereka dengan kebaikan seperti para Imam madzhab yang empat (Imam Abu Hanif

Persamaan dalam memiliki hak menggunakan harta miliknya (6)

Muqaddimah Persamaan dalam memiliki hak menggunakan harta miliknya (6) Inti dari semua yang telah aku paparkan itu adalah, bahwa para penulis muslim dan para da'inya tidaklah dituntut kecuali hendaknya dia mampu memahami syari'at Islam sesuai dengan hakikat yang sebenarnya, lalu kemudian menyampaikannya sebagaimana adanya, tanpa adanya penambahan dan pengurangan, yang justru hanya akan menggerogoti (mereduksi) kebenaran dan keagungan Islam itu sendiri. Dengan cara yang seperti inilah, justru tidak akan pernah mengurangi jumlah semangat orang yang memahami agama fitrah ini, bahkan yang terjadi adalah sebaliknya.

Apa hukumnya maulid?

Apa hukumnya maulid? Kalau kita bertanya kepada mereka tentang hukum maulidan, apakah hukum perayaan maulidan itu menurut saudara, apakah hukumnya itu wajib, atau sunnah, atau mubah, atau makruh, atau haram? (121) Maka sudah barang tentu mereka akan kebingungan menjawabnya. Karena bila mereka menjawab: Wajib. Maka Ahlus Sunnah akan bertanya lagi: Kalau demikian, berarti seorang yang tidak mengerjakannya telah berdosa. Karena seorang yang meninggalkan kewajiban -padahal dia telah mengetahuinya- berarti dia telah berbuat dosa. Dengan demikian, berarti mereka telah menganggap bahwa para 'ulama Salaf dari para Shahabat radhiyallaahu 'anhum, Tabi'in dan Tabi'ut Tabi'in dan para 'ulama yang mengikuti mereka dengan kebaikan seperti para imam madzhab yang empat (Imam Abu Hanifah, Malik, Syafi'i, dan Ahmad bin Hambal) seluruhnya juga telah berdosa. Dimana mereka tidak pernah mengerjakannya walaupun hanya sekali dalam hidup mereka.

Lakukan 'amal yang berpahala ganda: Mengerjakan shalat sunnah di rumah

Hal-hal yang menyebabkan panjang umur Lakukan 'amal yang berpahala ganda 1. Shalat c. Mengerjakan shalat sunnah di rumah Percayakah engkau bahwa orang yang shalat sunnah di rumahnya akan memperoleh pahala berlipat ganda sebanyak 25 kali dibanding orang yang shalat sunnah di masjid di hadapan orang banyak, meski di masjid Nabawi? Shuhaib ar-Rumi meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: "Shalat sunnah seseorang dimana ia tidak dilihat oleh manusia lebih utama 25 kali daripada shalat yang disaksikan oleh manusia." (48)

Catatan kedua atas buku Dialog dengan jin Muslim (2)

Bab ketiga Catatan atas buku Dialog dengan jin Muslim Catatan kedua (2) Selanjutnya, saudara akan melihat keanehan yang lebih aneh lagi. Jin Muslim sahabat Muhammad Isa Dawud itu melanjutkan perkataannya: Yang pertama, menurut kalangan jin, bernama tsabar. Dia selalu mendatangi orang yang sedang kesusahan atau tertimpa musibah, baik kematian anak atau kerabat dan lain-lain... Kemudian jin itu mengajarkan: Untuk menghindarinya, hendaknya engkau mengucapkan: A'uudzu billaahi minasy syaithaani tsabarir rajiimi wa jundihi wa abnaa-ihi Aku berlindung kepada Allah dari gangguan syaithan tsabar yang terkutuk, berikut pengikut-pengikutnya dan anak-anaknya. Saya katakan: Ini adalah satu macam bid'ah (perkara yang baru dalam agama) yang telah diajarkan oleh jin Muslim. Kalau memang betul ia adalah jin Muslim, baiklah kita husnuzhan (berbaik sangka) terhadapnya bahwa dia memang jin Muslim, maka dengan dasar apa jin Muslim itu berani mengajarkan tambahan kata "tsabar" dalam bacaa

Fenomena sakaratul maut: Mu'awiyyah bin Abi Sufyan radhiyallaahu 'anhu

Kematian Fenomena sakaratul maut 11. Mu'awiyyah bin Abi Sufyan radhiyallaahu 'anhu. Saat sekarat, ada yang berkata kepada Mu'awiyyah: Berwasiatlah. Mu'awiyyah berdo'a: Ya Allah, kurangilah kesalahanku, maafkan kekeliruanku, ampunilah dengan kesabaran-Mu kebodohan orang yang tidak mengharap siapapun selain-Mu, karena yang ada pada-Mu tidak lenyap. Mu'awiyyah selanjutnya bersya'ir: Itulah kematian, tidak ada tempat berlindung dari kematian Dan yang kami takutkan setelah kematian lebih hebat dan mengerikan. (51) Bersambung... === (51) Kitab an-Nuzhah 1/245. === Maroji'/ Sumber: Kitab: ar-Riyad an-Naadirah fii Shahiih ad-Daaril Akhirah, Penulis: Syaikh Dr. Ahmad Musthafa Mutawalli, judul terjemahan: Seri ke-1 (Serial Trilogi Alam Akhirah) Misteri Kematian, Menguak fenomena kematian dan rentetan peristiwa dahsyat menjelang Kiamat, Penerjemah: Umar Mujtahid Lc, Penerbit: Darul Ilmi Publishing - Bogor, Cetakan II, Rabiul Akhir 1434 H/ Februa

Mereka yang tidak merayakan maulidan adalah orang-orang yang mengikuti Sunnah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan Sunnah Khulafaaur Rasyidin serta para Imam madzhab yang empat (2)

Mereka yang tidak merayakan maulidan adalah orang-orang yang mengikuti Sunnah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan Sunnah Khulafaaur Rasyidin serta para Imam madzhab yang empat (2) Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahullaah mengatakan di dalam kitab Fadhlu 'Ilmus Salaf halaman 31: Adapun perkara yang telah disepakati oleh para 'ulama Salaf untuk mereka tinggalkan (yakni tidak mereka amalkan), maka hal itu menunjukkan bahwa terlarang bagi kita untuk mengerjakan dan mengamalkannya (karena berarti kita telah menyelisihi apa yang telah disepakati oleh para 'ulama Salaf). Karena tidaklah mereka meninggalkan suatu perkara (dan tidak mengamalkannya) melainkan karena mereka tahu bahwa perkara tidak layak untuk diamalkan. Kemudian Syaikh 'Ali al-Halabi hafizhahullaah mengatakan halaman 110:

Persamaan dalam memiliki hak menggunakan harta miliknya (5)

Muqaddimah Persamaan dalam memiliki hak menggunakan harta miliknya (5) Jalan yang benar dan lurus dalam masalah ini -dalam pandangan kami- adalah hendaknya kita menerapkan syari'at Allah dalam hal kedudukan dan hubungan antara laki-laki dan perempuan, sebagaimana yang telah tergambar jelas dalam nash al-Qur-an dan as-Sunnah. Dan hendaknya kita semua menerapkannya secara murni tanpa adanya sedikitpun pengurangan maupun penambahan. Maka jika telah kita tetapkan prinsip itu, semboyan kita selanjutnya adalah firman Allah yang berbunyi: "Dan katakanlah, 'Kebenaran itu datangnya dari Rabbmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) maka biarlah ia kafir'." (Qur-an Surah al-Kahfi: ayat 29)

Lakukan 'amal yang berpahala ganda: Shalat jama'ah di masjid

Hal-hal yang menyebabkan panjang umur Lakukan 'amal yang berpahala ganda 1. Shalat b. Shalat jama'ah di masjid Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: "Shalat bersama imam lebih utama daripada 25 kali shalat sendirian." (45) Dalam riwayat Ibnu 'Umar radhiyallaahu 'anhuma, Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda, "Shalat berjama'ah lebih utama daripada shalat sendiri sebanyak 27 derajat." (46) Mari kita lakukan perbandingan. Dua orang meninggal dunia pada umur yang sama. Salah satunya biasa menunaikan shalat fardhu sendirian di rumah selama hidupnya. Yang satu lagi, menunaikannya di masjid secara berjama'ah. Dengan begitu, jumlah pahala shalat orang yang kedua lebih banyak daripada yang pertama sebanyak 25 atau 27 kali.

Lakukan 'amal yang berpahala ganda: Perbanyak shalat di dua masjid: al-Haram dan Nabawi

Hal-hal yang menyebabkan panjang umur Lakukan 'amal yang berpahala ganda 1. Shalat a. Perbanyak shalat di dua masjid: al-Haram dan Nabawi Banyak orang yang mengetahui keutamaan shalat di masjid al-Haram. Sayangnya, sebagian orang salah memahami keutamaan itu. Diriwayatkan, shalat satu raka'at di masjid al-Haram sama dengan 100 ribu raka'at di masjid lain. Jabir bin 'Abdullah menceritakan sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, "Shalat di masjidku ini lebih utama daripada 1.000 kali shalat di tempat lain, kecuali masjid al-Haram. Shalat di masjid al-Haram lebih utama daripada 100 ribu shalat di tempat lain." (44)

Catatan kedua atas buku Dialog dengan jin Muslim

Bab ketiga Catatan atas buku Dialog dengan jin Muslim Catatan kedua Pada halaman 61 dan 62, dengan judul "Kerajaan iblis." Di halaman 61, jin Muslim sahabat Muhammad Isa Dawud mengatakan: Akan kusampaikan kepadamu sesuatu yang sangat penting. Iblis punya kerajaan yang sangat besar: ada menteri-menteri, pemerintahan dan kantor yang besar-besar. Iblis mempunyai wakil-wakil, lima di antaranya wajib kalian waspadai... Saya katakan: Apakah ada perkara yang belum diterangkan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam? Sehingga jin Muslim mengatakan, "Sesuatu yang sangat penting... wajib kalian waspadai." Seolah-olah belum sempurna dan belum lengkap keterangan dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tentang kerajaan iblis atau seolah-olah Allah belum menerangkan tentang tipu daya iblis, padahal Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah berfirman, Sesungguhnya iblis itu musuh yang nyata bagimu dan ambillah ia sebagai musuh. (Qur-an Surah Faathir:

Catatan pertama atas buku Dialog dengan jin Muslim

Bab ketiga Catatan atas buku Dialog dengan jin Muslim Catatan pertama Pada halaman 34 dan 35. Dari catatan kaki pengarang, yaitu Muhammad Isa Dawud halaman 34, dalam pembahasan sebuah hadits, ia mengatakan: Ditakhrij oleh Imam Abu Dawud dari jalan Ibnu Mas'ud, "Bunuhlah semua ular, kecuali jin putih, yang bentuknya seperti tongkat perak." (37) Ular putih merupakan penjelmaan jin Muslim yang sangat jarang ditemukan seakan-akan ia mirip tongkat perak. Terhadap riwayat ini, al-Mundziri (38) memberi komentar, "Hadits ini munqati', karena (seorang perawinya yaitu) Ibrahim tidak pernah mendengarnya dari Ibnu Mas'ud (tidak sezaman)." (39) Saya berkata: Demikian keterangan dari Imam al-Mundziri, yang merupakan keterangan dari seorang ahli hadits besar. Kemudian Muhammad Isa Dawud mengatakan: Dengan seluruh rasa hormat kita terhadap pendapat para pendahulu kita, yang kadang-kadang mengandung kemungkinan menafikan eksitensi jin yang menampakkan diri dalam wujud ul

Mereka yang tidak merayakan maulidan adalah orang-orang yang mengikuti Sunnah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan Sunnah Khulafaaur Rasyidin serta para Imam madzhab yang empat

Mereka yang tidak merayakan maulidan adalah orang-orang yang mengikuti Sunnah Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan Sunnah Khulafaaur Rasyidin serta para Imam madzhab yang empat Imam Abu Syamah rahimahullaah telah berkata: "Meninggalkan perkara yang (dianggap) disunnahkan itu haruslah lebih didahulukan daripada (khawatir) terjerumus ke dalam perbuatan bid'ah." Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallaahu 'anhu disebutkan: Bahwa ada tiga orang yang datang ke rumah-rumah para isteri Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, mereka bertanya tentang 'ibadahnya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, tatkala mereka mendapatkan jawabannya, maka mereka merasa bahwa 'ibadah mereka tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan 'ibadahnya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, sehingga mereka berkata: Apa harganya 'ibadah kita bila dibandingkan 'ibadahnya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam padahal telah diampuni

Menjawab syubhat: Beberapa dalil yang mereka tuduhkan

Menjawab syubhat Beberapa dalil yang mereka tuduhkan Syubhat yang dibuat oleh para penggemar maulidan sangat banyak, karena syubhat-syubhat itu mereka buat dan tetapkan setelah mereka melaksanakan maulidan. Dengan kata lain: Setelah mereka berbuat, barulah mereka mencari alasan dan dalil untuk membenarkan dan menguatkan perbuatan mereka itu. Jadi, mereka bukanlah mengamalkan dalil, akan tetapi mereka mencari dalil untuk membenarkan perbuatan mereka yang awalnya tidak memiliki dalil. Maka dari itu, bila kita bertanya kepada mereka tentang dalil maulidan, maka pasti mereka akan bawakan seratus macam dalil yang mereka anggap dapat membenarkan perbuatan mereka itu. Padahal semua dalil itu sama sekali tidak berarti di hadapan Ahlus Sunnah. Cukup untuk mematahkan semua alasan dan apa yang mereka anggap sebagai dalil itu dengan kita bertanya: Manakah contoh perbuatan maulidan ini dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam atau dari para Shahabat beliau radhiyallaahu 'anhum seperti

Catatan atas buku Dialog dengan jin Muslim (1)

Bab ketiga Catatan atas buku Dialog dengan jin Muslim Catatan pertama Pada halaman 34 dan 35. Dari catatan kaki pengarang, yaitu Muhammad Isa Dawud halaman 34, dalam pembahasan sebuah hadits, ia mengatakan: Ditakhrij oleh Imam Abu Dawud dari jalan Ibnu Mas'ud, "Bunuhlah semua ular, kecuali jin putih, yang bentuknya seperti tongkat perak." (37) Ular putih merupakan penjelmaan jin Muslim yang sangat jarang ditemukan seakan-akan ia mirip tongkat perak. Terhadap riwayat ini, al-Mundziri (38) memberi komentar, "Hadits ini munqati', karena (seorang perawinya yaitu) Ibrahim tidak pernah mendengarnya dari Ibnu Mas'ud (tidak sezaman)." (39) Saya berkata: Demikian keterangan dari Imam al-Mundziri, yang merupakan keterangan dari seorang ahli hadits besar. Kemudian Muhammad Isa Dawud mengatakan: Dengan seluruh rasa hormat kita terhadap pendapat para pendahulu kita, yang kadang-kadang mengandung kemungkinan menafikan eksitensi jin yang menampakkan diri dalam wujud ul

Persamaan dalam memiliki hak menggunakan harta miliknya (4)

Muqaddimah Persamaan dalam memiliki hak menggunakan harta miliknya (4) Sedangkan masalah yang khusus mengenai wanita, adalah merupakan bahasan utama dari buku ini yang insya Allah akan dijelaskan secara rinci. Dengan memperhatikan dua point penting berikut ini: Pertama; Bahwa sesungguhnya kaum muslimin dan muslimah diwajibkan atas keduanya untuk menerima syari'at Allah, dengan adanya sekian dalil dalam al-Qur-an. Seperti firman-firman Allah berikut: "Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata." (Qur-an Surah al-Ahzab: ayat 36)

Tanda-tanda husnul khatimah: Wanita mati karena melahirkan

Bab VIII Tanda-tanda husnul khatimah 10. Wanita mati karena melahirkan. Hal ini berdasarkan hadits Ubadah bin ash-Shamit, bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menjenguk Abdullah bin Rawahah, maka ketika turun dari tempat tidurnya, beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda,

Sejarah maulidan (19)

Sejarah maulidan (19) Pembahasan ketiga: Sejarah perkembangan maulidan di dunia Islam Kesimpulan: Pertama, dari pembahasan di atas, kita mengetahui bahwa perayaan maulidan belum pernah dirayakan pada masa kehidupan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan para Shahabat beliau radhiyallaahu 'anhum. Dan baru mulai dirayakan pada abad ke-4 Hijriyyah oleh para pemerintah kerajaan Bani 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) di Mesir, sedangkan para imam empat madzhab (Imam Abu Hanifah, Malik, Syafi'i dan Ahmad bin Hambal) dan para 'ulama yang lainnya yang hidup sebelum datangnya masa kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) seluruhnya sepakat untuk meninggalkannya, padahal kita telah ketahui dari keterangan para ahli sejarah dan para 'ulama Islam tentang jauhnya para penguasa kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) dari ajaran Islam yang sebenarnya. Kedua, persangkaan sebagian orang bahwa yang pertama kali mengadakan perayaan maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam adala

Sejarah maulidan (18)

Sejarah maulidan (18) Pembahasan ketiga: Sejarah perkembangan maulidan di dunia Islam Para penjajah kolonial menyukai acar perayaan maulidan untuk melemahkan kekuatan kaum muslimin Napoleon Bonaparte memperingati maulidan saat menjajah Mesir Disebutkan oleh seorang ahli sejarah Mesir yang bernama al-Jabaruti yang menjadi saksi mata pada masa penjajahan Perancis di Mesir, ia berkata di dalam kitabnya yang berjudul 'Ajaa-ibul Atsar 2/201, 249, dan dalam kitab Mazh-harut Taqdis bi Zawali Daulati al-Farancis halaman 47: Dan pada tahun itu (yakni pada bulan Rabi'ul Awwal tahun 1213 H, seorang penjajah Perancis yang bernama) Shari bertanya kepada tentara tentang perayaan maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, mengapa mereka tidak merayakannya seperti biasanya. Maka Syaikh al-Bakri beralasan bahwa keadaan tidak memungkinkan, dan banyak urusan yang perlu diselesaikan dan tidak adanya dana untuk mengadakan perayaan maulidan. Maka Shari berkata: Harus tetap dirayakan. Dan Shari

Fenomena sakaratul maut: 'Amr bin 'Ash radhiyallaahu 'anhu

Kematian Fenomena sakaratul maut 10. 'Amr bin 'Ash radhiyallaahu 'anhu Diriwayatkan dari Awanah bin Hakam, ia berkata: Amr bin Ash berkata: "Aneh orang yang sekarat dan masih sadar, bagaimana ia tidak menjelaskan seperti apa kematian itu? Saat Amr bi Ash sekarat, puteranya mengingatkan perkataannya itu, ia bertanya: Jelaskan seperti apa kematian itu. Amr bin Ash menjawab: Anakku, kematian terlalu besar untuk digambarkan, namun aku akan mencoba menjelaskannya padamu. Aku merasa sepertinya gunung menimpa leherku, sepertinya di dalam tubuhku ada duri, aku merasa sepertinya nafasku keluar dari kulit kepala." (50) Bersambung... === (50) Kitab an-Nuzhah 1/225. === Maroji'/ Sumber: Kitab: ar-Riyad an-Naadirah fii Shahiih ad-Daaril Akhirah, Penulis: Syaikh Dr. Ahmad Musthafa Mutawalli, judul terjemahan: Seri ke-1 (Serial Trilogi Alam Akhirah) Misteri Kematian, Menguak fenomena kematian dan rentetan peristiwa dahsyat menjelang Kiamat, Penerjemah: Umar

Fenomena sakaratul maut: Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu

Kematian Fenomena sakaratul maut 9. Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu Diriwayatkan dari Salam bin Basyir, Abu Hurairah menangis saat sakit keras, ia ditanya: Apa yang membuatmu menangis? Abu Hurairah menjawab: Bukannya aku menangisi dunia kalian ini, tapi jauhnya perjalananku namun bekalku hanya sedikit, esok aku akan dibawa ke atas bukit, lembahnya Surga atau Neraka. Aku tidak tahu hendak dibawa kemana aku pergi?" (49) Bersambung... === (49) Kitab an-Nuzhah 1/203. === Maroji'/ Sumber: Kitab: ar-Riyad an-Naadirah fii Shahiih ad-Daaril Akhirah, Penulis: Syaikh Dr. Ahmad Musthafa Mutawalli, judul terjemahan: Seri ke-1 (Serial Trilogi Alam Akhirah) Misteri Kematian, Menguak fenomena kematian dan rentetan peristiwa dahsyat menjelang Kiamat, Penerjemah: Umar Mujtahid Lc, Penerbit: Darul Ilmi Publishing - Bogor, Cetakan II, Rabiul Akhir 1434 H/ Februari 2013 M. === Layanan gratis estimasi biaya rangka atap baja ringan, genteng metal, dan plafon gypsum: http

Fenomena sakaratul maut: Hudzaifah bin Yaman radhiyallaahu 'anhu

Kematian Fenomena sakaratul maut 8. Hudzaifah bin Yaman radhiyallaahu 'anhu Diriwayatkan dari Nazzal bin Sabrah, ia berkata: "Aku bertanya kepada Abu Mas'ud al-Anshari: Apa yang dikatakan Hudzaifah saat sekarat? Abu Mas'ud menjawab: Di waktu sahur, ia berkata: Aku berlindung kepada Allah dari pagi hari Neraka. Ia mengucapkannya sebanyak tiga kali, setelah itu ia berkata: Belikan aku dua helai kain putih, keduanya tidak akan dibiarkan melekat pada diriku selain sesaat saja, setelah itu akan digantikan yang lebih baik, atau keduanya akan dicabut dengan keras." (48) Bersambung... === (48) Kitab an-Nuzhah 1/161. === Maroji'/ Sumber: Kitab: ar-Riyad an-Naadirah fii Shahiih ad-Daaril Akhirah, Penulis: Syaikh Dr. Ahmad Musthafa Mutawalli, judul terjemahan: Seri ke-1 (Serial Trilogi Alam Akhirah) Misteri Kematian, Menguak fenomena kematian dan rentetan peristiwa dahsyat menjelang Kiamat, Penerjemah: Umar Mujtahid Lc, Penerbit: Darul Ilmi Publishing -

Sejarah maulidan (17)

Sejarah maulidan (17) Pembahasan ketiga: Sejarah perkembangan maulidan di dunia Islam Periode keenam: Setelah kemangkatan raja Shalahuddin al-Ayubi, maka perayaan maulidan dimarakkan kembali melalui usaha gigih dari seorang penguasa kota Irbil (57) yang biasa disebut dengan nama Muzhaffar (549-639 H = 1154-1233 M) (58) -yakni iparnya raja Shalahuddin al-Ayubi, sehingga akhirnya perayaan bid'ah ini marak kembali, sampai pada masa kita hidup ini, wallaahul musta'an. KH. Muhammad Hasyim Asy'ari menyebutkan di dalam kitabnya yang berjudul at-Tanbihat al-Wajibat Liman Yashna'ul Maulid bil Munkarat halaman 23 menukil keterangan Imam Abu Syamah di dalam kitab al-Ba'its 'ala Inkaril Bida' wal Hawadits: Yang pertama kali merayakannya di kota Maushil adalah Syaikh 'Umar bin Muhammad al-Malla seorang ahli 'ibadah yang terkenal, kemudian hal itu diikuti oleh seorang penguasa kota Irbil (yang bernama al-Muzhaffar). Syaikh al-'Allamah Muhammad Bakhit al-Muthi&

Alam jin: Wajibnya memulangkan seluruh perselisihan kepada al-Qur-an dan as-Sunnah

Bab kedua Kaidah-kaidah syari'at Kaidah keempat: Allah Subhaanahu wa Ta'aala telah berfirman dalam al-Qur-an: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(-Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur-an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (Qur-an Surah an-Nisa': ayat 59) Ayat yang mulia ini memerintahkan kepada setiap muslim untuk mengembalikan segala urusan kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Sehingga apabila seseorang berselisih tentang sesuatu hal, maka ia akan mengembalikan perselisihan itu kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Ada atau tidak dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Jadi, setiap perbedaan pendapat harus ada penyelesa

Penutup buku Rumah Tangga Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam (3)

Penutup (3) Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyambung tali silaturrahim tanpa mengutamakan mereka di atas orang yang lebih utama (ketaqwaannya) dari (kerabat) beliau. Tidak berbuat kasar pada siapapun dan menerima udzur orang yang minta udzur. Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bercanda dan tidak berkata kecuali benar, tertawa tanpa berlebih-lebihan, tidak mengingkari permainan yang mubah, mengajak isterinya berlomba lari, dan bersabar jika isterinya mengangkat suara (karena marah). Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mempunyai unta perah dan kambing untuk diminum susunya, juga memiliki hamba sahaya laki-laki dan perempuan yang beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam samakan dalam makanan dan pakaian (dengan dirinya). Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak membiarkan waktu berlalu tanpa 'amal atau hal yang penting untuk kebaikan dirinya. Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pergi ke kebun para shahabatnya radhiyallaahu 'anhum, menerima yang

Persamaan dalam memiliki hak menggunakan harta miliknya (3)

Muqaddimah Persamaan dalam memiliki hak menggunakan harta miliknya (3) Ini semua menggiring kita pada tiga catatan penting, yaitu: Pertama; Sungguh sangat disayangkan, bahwa telah banyak dari kalangan kaum muslimin yang terasuki oleh peradaban barat, mereka telah berani meniru melakukan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Islam yang sangat jelas dan nyata. Allah Ta'ala berfirman, "Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang lebih adil pada sisi Allah." (Qur-an Surah al-Ahzab: ayat 5)

Lakukan 'amal yang berpahala ganda

Hal-hal yang menyebabkan panjang umur Lakukan 'amal yang berpahala ganda Pada bagian pertama, kita telah menjelaskan bahwa silaturrahim dan akhlaq baik merupakan bagian sebab dipanjangkannya 'amal, sebagaimana tertuang dalam beberapa hadits terdahulu. Kedua cara itu merupakan penyebab secara langsung dipanjangkannya umur seseorang. Namun ada penyebab tidak langsung, dimana seorang muslim dapat memperoleh kebaikan yang banyak dalam waktu singkat. Yaitu dengan mengerjakan 'amal-'amal yang memiliki pahala berlipat ganda yang telah dijanjikan Allah. Dengan begitu, umur menjadi lebih produktif. Engkau dapat mengerjakannya dalam waktu singkat, dimana orang lain melakukannya dalam waktu lama.

Alam jin: Menjadikan al-Qur-an sebagai dasar hukum dan as-Sunnah sebagai penjelasnya dan memahami keduanya dengan pemahaman para Shahabat

Bab kedua Kaidah-kaidah syari'at Kaidah ketiga: Sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam yang biasa bacakan dalam khutbatul hajjah (32): Maka sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan seburuk-buruk perkara adalah perkara agama yang baru dan setiap yang baru itu adalah bid'ah dan setiap bid'ah itu sesat dan setiap kesesatan itu tempatnya di Neraka. Hadits yang mulia ini memberikan beberapa qawa'idul 'ilmiah (kaidah-kaidah ilmiah) kepada kaum muslimin: Pertama, sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah (al-Qur-an). Akan tetapi tidak cukup sampai di situ, kemudian dilanjutkan dengan yang kedua: Kedua, dan sebaik-baik petunjuk, adalah petunjuk Muhammad Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Maksudnya adalah bahwa al-Qur-an ditafsirkan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, al-Qur-an dijelaskan oleh Sunnah beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Sehingga seseoran

Sejarah maulidan (16)

Sejarah maulidan (16) Pembahasan ketiga: Sejarah perkembangan maulidan di dunia Islam Periode kelima: Para peneliti sejarah maulidan juga menyebutkan: Perayaan maulid ini berlanjut seperti itu (yakni terus dimarakkan oleh para raja kerajaan Fathimiyyah setelah kematian al-Afdhal) sampai datangnya seorang panglima besar Islam yang terkenal yang bernama Shalahuddin al-Ayubi (564-589 H = 1169-1193 M), maka iapun melenyapkan perayaan-perayaan maulid yang biasa dirayakan oleh para penguasa kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) -bahkan iapun meruntuhkan kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) di Mesir dan sekitarnya, sehingga tidak menyisakan bagi kerajaan itu sedikitpun juga- dimana ia berhasil melenyapkan bid'ah perayaan maulidan dari permukaan bumi, yang masuk wilayah kekuasaan kerajaan Ayubiyyah. (56) Kesimpulan: Dari keterangan ini kita dapat memastikan bahwa Shalahuddin al-Ayubi adalah seorang raja dan panglima Islam yang telah melenyapkan perayaan maulidan dari permuka

Sejarah maulidan (15)

Sejarah maulidan (15) Pembahasan ketiga: Sejarah perkembangan maulidan di dunia Islam Periode keempat: Pada periode keempat ini bid'ah perayaan maulidan menyebar dari Mesir sampai ke Irak, tepatnya di kota Maushil. Besar kemungkinan ajaran perayaan maulidan ini menyebar sampai ke Irak disebabkan oleh pengaruh dari ajaran para penguasa kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) waktu itu, karena terbukti dalam sejarah bahwa pengaruh kekuasaan kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) meluas sampai kota Maushil ini. KH. Muhammad Hasyim Asy'ari rahimahullaah menyebutkan di dalam kitabnya yang berjudul at-Tanbihat al-Wajibat Liman Yashna'ul Maulid bil Munkarat halaman 23: Yang pertama kali merayakannya di kota Maushil adalah Syaikh 'Umar bin Muhammad al-Malla (54) seorang ahli 'ibadah yang terkenal, kemudian hal itu diikuti oleh seorang penguasa kota Irbil (yang bernama al-Muzhaffar). Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullaah mengatakan di dalam kitabnya al-Bidayah wan Nihayah 16/44

Sejarah maulidan (14)

Sejarah maulidan (14) Pembahasan ketiga: Sejarah perkembangan maulidan di dunia Islam Periode ketiga: Setelah panglima al-Afdhal wafat, maka perayaan maulidan kembali dimarakkan oleh paraa penguasa kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah), khususnya pada masa kekuasaan raja al-Amir biahkamillah pada tahun 524 H, sebagaimana telah disebutkan sebelum ini. (53) Bersambung... === (53) Lihat pula: kitab al-Ibda' fi Madharil Ibtida' halaman 254 dan yang lainnya. === Maroji'/ Sumber: Judul buku: Benarkah Shalahuddin al-Ayubi merayakan Maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam?, Penulis: Ustadz Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa rahimahullaah, Muraja'ah: Ustadz 'Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullaah, Penerbit: Maktabah Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Jakarta - Indonesia, Cetakan ketiga, Syawwal 1435 H/ Agustus 2014 M. === Layanan GRATIS Estimasi Biaya Baja Ringan, Genteng Metal & Plafon Gypsum http://www.bajaringantangerang.com === Ary Ambar

Persamaan dalam memiliki hak menggunakan harta miliknya (2)

Muqaddimah Persamaan dalam memiliki hak menggunakan harta miliknya (2) Kami tambahkan di sini, bahwa Islam sejak kemunculannya telah memberikan kepada wanita (1) kebebasan pengelolaan harta kekayaan mereka sendiri. Sebaliknya justru Amerika dan Eropa belum memberikan legalitas kepada wanita untuk melakukan pengelolaan terhadap harta kekayaannya sendiri, kecuali setelah zaman-zaman modern ini, dan itu pun dengan standar yang bermacam-macam. Sedangkan dalam Islam, sudah sejak masa kerasulan, al-Qur-an telah menyeru manusia, "Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka sendiri." (Qur-an Surah al-Ahzab: ayat 5)

Penutup buku Rumah Tangga Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam (2)

Penutup (2) Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mensol sandal dan menambal bajunya, serta membantu pekerjaan isterinya memotong daging bersama-sama. Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam adalah orang yang sangat pemalu, tidak pernah memelototi wajah seseorang. Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam selalu memenuhi undangan, baik hamba sahaya maupun orang merdeka. Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menerima hadiah walaupun hanya seteguk susu atau sepaha kelinci tetap diterima dan dimakannya. Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak menerima shadaqah juga tidak memakannya. (Jika) seorang budak perempuan membutuhkannya, beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pun memenuhi kebutuhannya. Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak marah untuk (membela) dirinya tetapi beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam marah karena Allah, menjalankan yang haq walaupun memberi kemudharatan pada dirinya dan para shahabatnya. Beliau Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah

Memanjangkan umur dengan akhlaq mulia: Muliakan tetangga

Hal-hal yang menyebabkan panjang umur Memanjangkan umur dengan akhlaq mulia 3. Muliakan tetangga Berbuat baik pada tetangga termasuk akhlaq yang menyebabkan panjang umur. 'Aisyah radhiyallaahu 'anhuma meriwayatkan sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: "Silaturrahim, berakhlaq mulia dan berbuat baik kepad tetangga dapat memakmurkan rumah dan menambah panjang umur." (40)

Sejarah maulidan (13)

Sejarah maulidan (13) Pembahasan ketiga: Sejarah perkembangan maulidan di dunia Islam Periode kedua: Seorang ahli sejarah Mesir yang bernama Abul 'Abbas al-Maqrizi menyebutkan di dalam kitabnya yang berjudul al-Mawa'idz wal I'tibar bi Dzikril Khithathi wal Atsar biasa disebut dengan Khithath Maqrizi 2/216 ketika menerangkan tentang apa yang dilakukan oleh penguasa kerajaan Fathimiyyah di Mesir: "Duduknya khalifah (raja) kerajaan 'Ubaidiyyah untuk menyaksikan acara perayaan maulidan dengan menggunakan teropong dari atas pintu gerbang kota Kairo yang bernama gerbang adz-Dzahab": (Ibnu al-Makmun melanjutkan perkataannya:) Dan wazir kerajaan 'Ubaidiyyah (Fathimiyyah) yang bergelar al-Afdhal bin Amirul Juyusy (51) telah melenyapkan perayaan-perayaan maulid yang terdiri dari empat macam yaitu: Perayaan maulid Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, maulid 'Alawi, maulid Fathimi, dan maulid Imam al-Hadhir. Sehingga empat macam perayaan itu tidak lagi diperha

Alam jin: Wajibnya ber-ittiba' kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan haramnya berbuat bid'ah dalam agama

Bab kedua Kaidah-kaidah syari'at Kaidah kedua: Sabda Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam: "Barangsiapa yang mengerjakan suatu 'amal yang tidak ada keterangannya dari kami (dasar dari al-Kitab dan as-Sunnah), maka tertolak." (31) Maksudnya bahwa seseorang tidak boleh mengerjakan sesuatu 'amal kecuali ada keterangannya dari Kami yaitu Allah dan Rasul-Nya Shallallaahu 'alaihi wa Sallam. Kata "amal" di atas disebutkan dengan bentuk naqirah (umum), berarti 'amal apa saja, baik itu yng berbentuk keyakinan, 'aqidah, 'amaliah, suluk, dan sebagainya. Hadits ini merupakan kaidah yang sangat besar, sehingga para imam kita, di antaranya Imam an-Nawawi rahimahullaah menganjurkan kaum muslimin untuk menghafal hadits ini untuk membatalkan segala macam bentuk bid'ah dari kaum mubtadi' (ahli bid'ah). Bersambung... === (31) Hadits 'Aisyah radhiyallaahu 'anhuma yang sangat agung, yang diriwayatkan oleh Imam Musl